aset SDM

beberapa waktu lalu di harian nasional ada beberapa iklan yang cukup menarik. lantaran tampil dengan cara yang sangat berbeda. salah satunya adalah perusahaan perkebunan sawit yang menawarkan training / magang di tempat kerja baru. biaya PP di tanggung dan juga mendapat uang saku selama pelatihan. kandidat yang terseleksi tentunya adalah mendekati aset "SDM" ideal yang dibutuhkan. pertanyaannya adalah apakah pengeluaran biaya besar semacam ini untuk kegiatan semacam ini efektif?
melihat cost / biaya jangka pendek kelihatannya memang tidak sebanding. namun jika melihat jauh kedepan. ini justru menghemat banyak dana jangka panjang untuk pencarian SDM yang silih berganti (salah satu kecerungan pola tenaga kerja saat ini). dengan orang-orang yang tepat dan memiliki visi dan misi yang sama (juga tentunya kebiasaan kerja yang baik terseleksi saat magang). maka aset semacam ini tak tergantikan, tentunya itupun jika perusahaan bisa menempatkan mereka dengan baik dan memperlakukan dengan baik asetnya ini(SDM).
satu lagi adalah iklan yang berbunyi "it's take a devil to sell goodness" ha ha ha... iklan semacam ini seperti bukan iklan lowongan kerja saja. di bawah tertulis tantangan untuk mengomentari kalimat itu ke alamat email tertentu yang tertera "HRD" (human resources department). cara seleksi yang "apik" sangat elok dan kualitatif. iklan semacam ini menandakan bahwa perusahaan concern kepada SDM-nya.
demikianlah jika ingin menjadi "besar" suatu perusahaan harus menempatkan SDM-nya sebagai prioritas utama. atau jika perusahaan sudah puas dengan kinerja perusahaan yang hanya begitu2 saja. yah memang di negeri ini kenaga kerja banyak dan anda bisa mendapat SDM yang handal dengan gaji rendah jika beruntung. tapi jika SDM anda tidak bekerja dalam passion-nya... maka sebaik apapun usahanya.. hasilnya selalu biasa-biasa saja...
to become great seharusnya mulai dari "hati"
titik awal dan akhir dari jalan hidup yang kita pilih... dan bekerja adalah seni kehidupan. walau banyak yang "terpaksa" bekerja tanpa hati dan hanya melewati hari mnunggu gaji dan menunggu mati dengan selaksa keluh kesah...

sekali lagi bahwa:
bagi orang bijak kehidupan tidak pernah mudah tapi mereka melewatinya dengan sukacita... sedangkan bagi orang awam hidup itu mudah, mau bagaimana yah kerjakan saja namun selalu saja berkeluh kesah dan jauh dari kebahagiaan...
File Under: