Jangan Biarkan Dokter-Mu Membunuh Mu...

sakit ke dokter... munim obat = sembuh?
semudah itukah?

saya sempat membaca cukup banyak artikel tentang kesehatan dan gizi. saya juga mempelajari sedikit banyak sejarah perkembangan pengobatan. akhirnya kehilangan kepercayaan kepada "obat" atau lebih tepatnya pengobatan ala barat selain dalam hal operasi / pembedahan.

Bukan tanpa alasan...
sejarah pengobatan timur tradisional yang biasanya diremehkan oleh dokter umum yang pikirannya terlanjur terpola oleh sistem pendidikan kedokteran barat, telah mulai dikenal 5000 thun yang lalu. Melewati sejarah yang demikian panjang dan bertahan hingga hari ini. Sedangkan pengobatan di barat sana? dari sejarah kita mengetahui Napoleon Bonaparte (abad 18) menghabiskan masa senjanya dengan penyakit yang ditangani dengan menguras darah dari tubuhnya.

bandingkan abad 18 sampai sekarang baru sekitar 300 tahun...
sedangkan pengobatan timur 5000 tahun...

kasus lainnya tentang kanker... taukah anda berapa persen pasien kanker yang berhasil disembukhan dengan pengobatan kemo terapi? 2.5%
jika anda minum obat dan dikatkan bahwa kemungkinan tidak akan sembuh dengan obat ini apakah anda tetap mengkonsumsinya?

perbandingan lainnya adalah tentang obat.
obat barat cenderung mengobati tempat yang“sakit" saja tanpa memeriksa terlebih dahulu apa yang menyebabkan sakitnya. misalnya ketika sakit pada mata diobati dengan obat tetes mata.
sedangkan pengobatan timur menyelidiki penyebab penyakit sebelum memberikan resep. untuk sakit di mata ada kemungkinan karena panas / qi (ini tidak ada di pengobatan barat) yang berlebih di hati.

dalam sebuah seminar kesehatan dikatakan setiap tahun ada sekitar 44.000 pasien yang meninggal dikarenakan pengobatan yang salah. residu obat barat biasanya tertinggal di tubuh dan sangat berbahaya belum lagi efek samping lainnya.
obat timur biasanya mengunakan bahan alami yang sebagian besar tidak akan menyisakan residu. apalagi jika mengunakan akupuntur (tusuk jarum) tentunya tidak berbekas sama sekali.

khususnya bidang giji dan nutrisi "hanya" dipelajari sebanyak 4 sks di jurusan kedokteran, tidak heran jika para dokter umum yang jauh dari akses informasi terbaru di dunia kesehatan masih mengunakan segala cara dan metode lama yang mungkin beberapa bagian sudah kadarluarsa.

faktanya adalah:
1. tubuh manusia punya resistensi terhadap banyak penyakit "jika dirawat dengan benar"
2. buah-buahan dan sayur-sayuran adalah makanan ajaib yang membantu memelihara kesehatan tubuh
3. olah raga dan tidur yang cukup sama pentingnya dengan makanan yang sehat
4. air bersih dan udara segar adalah mutlak perlu. sangat baik jika bisa belajar olah pernapasan atau sekedar "menyadari" pernapasan dan berileksasi
5. kita sakit karena daya resistensi tubuh menurun akibat banyak kontaminasi dari makanan yang tidak sesuai ataupun pola hidup yang tidak sesuai dengan kerja alami tubuh
6. adalah lebih baik menjaga kesehatan daripada mengobati penyakit
7. tubuh mampu memperbaiki kinerjanya yang terganggu (sembuh dari sakit) dengan alami

sebaiknya anda belajar belajar dulu teknik menjaga kesehatan daripada belajar teknik pengobatan. hanya dengan menyisihkan 30 menit seminggu untuk membaca sebuah artkel kesehatan sudah lebih dari cukup. dan ingat "tidak semua artikel kesehatan itu 100% benar" anda harus menimbang dan menyelidiki.

go green be Vegetarian... Be Healthy...
File Under:

The Indigo...

...
saya ambil dari posting seorang teman di www.wihara.com/forum

Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan oleh anak yang memiliki pola pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung dewasa, padahal usianya belum mencapai belasan. Nah, anak-anak ini bisa saja merupakan anak indigo. Lho, apa itu anak indigo?

Istilah indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu. Warna-warna tersebut diidentifikasi lewat cakra di tubuh. Letak indigo ada di kening, persisnya antara cakra leher yang berwarna biru dengan cakra puncak kepala yang berwarna ungu. Istilah “anak indigo” atau indigo children juga merupakan istilah baru yang ditemukan konselor terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe.

Pada pertengahan tahun 1970-an, Nancy meneliti warna aura manusia dan memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku Understanding Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk mengelompokkan pola dasar perangai manusia melalui warna aura, mendapat dukungan psikiater Dr. McGreggor di San Diego University. Dalam klasifikasi yang baru itu Nancy membahas warna nila yang muncul kuat pada hampir 80 persen aura anak-anak yang lahir setelah 1980. Warna itu bisa dilihat dengan Foto Kirlian atau dengan alat generasi baru sejenis seperti Video Aura.

Anak indigo memiliki roh yang sudah tua (old soul) sehingga dalam keseharian, tidak jarang memperlihatkan sifat orang dewasa atau tua. Tidak heran jika mereka kedapatan sangat bijak yang kadang berbicara seperti orang tua dengan hikmat luar biasa yang tidak mungkin diucapkan oleh bocah seusianya. Bahkan orang tuanya sekalipun bisa saja kalah bijak dengan anak indigo ini.

Para psikolog yang mendalami masalah indigo percaya bahwa proses reinkarnasi benar-benar ada. Proses reinkarnasi adalah proses terlahir kembali. Menurut mereka, anak-anak indigo ini adalah adalah roh yang telah berkali-kali mengalami proses tersebut. Lewat proses inkarnasi yang berulang-ulang inilah roh-roh mereka belajar dan mengalami penuaan jiwa.Tidak heran jika kemudian anak-anak dengan old soul ini sanggup melihat masa lalunya sendiri atau orang lain. Dr. Tb. Erwin Kusuma, SpKJ, psikiater anak dengan pendalaman di bidang kesehatan mental spiritual yang juga indigo mencontohkan, seorang anak indigo yang melihat masa lalunya sebagai orang Amerika yang dahulu meninggal karena pesawatnya jatuh, ataupun adapula anak yang berkata, “Nenek kan dulu adik saya!”

Anak-anak ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang, mengenai siapa diri mereka dan tujuan hidup mereka. Seringkali anak indigo diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur yang ada.

Anak indigo yang memiliki kemampuan indra keenam/sixth sense dapat menembus ruang dan waktu. Kemampuan menembus ruang artinya dalam waktu yang bersamaan, mereka dapat mengetahui apa yang terjadi di tempat lain padahal mereka tidak berada di tempat tersebut. Sedangkan kemampuan menembus waktu artinya mereka dapat mengetahui apa yang akan terjadi atau yang sudah terjadi, namun tidak bisa dipersepsi oleh indra biasa.

Dengan asumsi tersebut, menurut Erwin, anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif, karena dia sudah melalui cakra leher yang berwarna biru. Dalam kondisi sudah melewati biru, maka dia masuk dalam kategori indigo, baik secara mental maupun spiritual. Apabila difoto aura, seakan-akan tampak memakai serban dengan warna biru. “Hanya saja, saat ia lahir, jasmaninya kecil, tidak sematang mental dan spiritualnya," Erwin menambahkan.

Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah punya kemampuan spiritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa melihat makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra penglihatan biasa. Kemampuan spiritual semacam itu masuk dalam wilayah ESP (extra-sensory perception) alias indra keenam.

Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Sebastian Bach, Albert Einstein, dan Thomas Alfa Edison bisa dikategorikan sebagai anak indigo. Musik yang diciptakan Bach dapat disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan musik sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang bengong. Sedangkan, Thomas Edison dikategorikan indigo oleh karena rasa ingin tahunya yang besar dan selalu bertanya-tanya ataupun selalu berusaha mencari jawaban-jawaban dari segala pertanyaan yang muncul di benaknya.

Mistikus Amerika Edgar Cayce (1877 – 1945), yang mampu melihat aura orang lain, mengatakan bahwa kelompok-kelompok individu yang luar biasa dan amat mengagumkan akan mulai turun berinkarnasi ke Bumi selambat-lambatnya pada abad ke-20 dan seterusnya. Ia mengatakan bahwa mereka akan datang dengan sebutan Anak-Anak Indigo.
Munculnya anak-anak ini tidak lepas dari pengaruh perubahan getaran bumi. Pada tahun 1970 sampai 1980-an, resonansi bumi sekitar 7,83 Hz. Di tahun 2000 menjadi 8,5-9 Hz, sedangkan di tahun 2004 sudah mencapai 13,5 Hz. Secara metafisik, getaran bumi yang semakin cepat akan menimbulkan satu fase, yang menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat ke dimensi yang lebih tinggi. Secara teoretis, getaran bumi yang semakin cepat akan membuat bumi semakin panas dan suhu ikut meningkat. Kenaikan ini juga mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan, sehingga membutuhkan orang tertentu untuk menyeimbangkannya.

Sebuah penelitian di Rusia menunjukan bahwa sekitar 95 persen anak-anak yang lahir sejak 1994 tergolong “anak indigo”. Hal itu bisa dibuktikan melalui lingkaran cahaya biru di sekeliling tubuh mereka. Fungsi organ dalam anak-anak ini juga telah mengalami perubahan yakni sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat beberapa kali lipat dibanding orang pada umumnya, kebal terhadap penyakit, bahkan dapat melawan penyakit AIDS, dan DNA mereka juga tidak sama. Para ilmuwan menduga, bahwa mungkin dikarenakan variasi gen, ribuan warga di bumi sudah bukan tergolong “manusia lama” lagi, sebuah spesies manusia yang baru sedang lahir, meskipun perkembangan proses ini lamban namun diyakini benar-benar sedang muncul.

Kelahiran anak-anak berbakat inilah yang akan membantu getaran bumi berjalan lebih mulus. Kelahiran mereka ditujukan untuk mengubah tatanan dunia supaya menjadi lebih nyaman. Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Cara yang diambil pun beraneka ragam. Bisa lewat kesenian, pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, bahkan menjadi paranormal. Anak indigo kebanyakan merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Karena bertugas meluruskan ketidakbenaran itu, mereka umumnya lahir dengan tipe bijaksana.

Lalu, apakah kemampuan spiritual anak indigo bisa dipelajari? Khusus untuk kemampuan indra keenam mereka, Dr. Erwin memastikan bisa. Menurutnya manusia diciptakan dalam 3 bagian. Pertama diciptakan dalam bentuk roh yang menjadi dasar kehidupan manusia. Lalu roh ini dibuatkan solar body (tubuh matahari). Disebut tubuh matahari karena memang terbuat dari energi cahaya matahari. Tubuh matahari inilah yang sebut tubuh cahaya, tubuh eterik atau tubuh halus, karena tidak terlihat oleh mata biasa. Tubuh halus ini kemudian divisualkan dengan tubuh kasar manusia.

Dengan menggunakan kemampuan tubuh halus, manusia bisa memperoleh indera keenam. Dengan latihan khusus, anak biasa pun bisa memancarkan aura indigo. Disinilah kelebihan anak indigo. Mereka secara otomatis memancarkan aura indigo sejak lahir. Inti latihan kepekaan tubuh halus ini selalu bermuara pada relaksasi, mengistirahatkan tubuh kasar kita. Bisa dengan yoga, meditasi atau kegiatan sejenis lainnya. Dalam kegiatan ini sebenarnya kita berlatih untuk mengenal diri sendiri dan Sang Pencipta secara spiritual, tanpa terbelenggu oleh ritual tertentu. Namun anda jangan berharap kesaktian lebih dari latihan semacam ini karena kepekaan indera keenam seseorang tidak sama dengan orang lain. Ada yang peka sampai bisa melihat atau mendengar, ada yang bisa meraba atau berkomunikasi melalui tulisan.

Pada anak kecil yang non indigo, sebenarnya mereka pun mempunyai kepekaan indera keenam. Namun kepekaan ini berkurang seiring dengan penggunaan otak kiri yang mulai intens, biasanya pada saat masuk sekolah.

Namun, terlepas dari beda pandang dalam menyikapi, dari pengalaman yang ada, anak indigo pada dasarnya punya cita-cita berbuat baik dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Modalnya sudah di tangan: indra keenam, IQ-nya di atas rata-rata, dan bijaksana. Tinggal memolesnya saja. Dan, itulah yang kini tengah dilakukan oleh sekolah-sekolah barat untuk anak indigo yang sudah banyak bertebaran. Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang masih dalam tahap berkembang. Terlebih lagi, emosi mereka belum seimbang yang tampak dari warna kepribadiannya yang masih berganti-ganti. Jadi, jangan sampai orangtua mendewa-dewakan anak indigo.

4 macam anak indigo (Nancy Tappe, dalam Carrol dan Tober, 1999)

1. Humanis
Anak indigo tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Anak tipe ini mempunyai kelebihan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Biasanya mereka menggunakan kemampuannya untuk menolong orang lain. Kecenderungan karir mereka di masa datang akan menjadi dokter, pengacara, guru, pengusaha, politikus atau pramuniaga. Perilaku yang menonjol saat ini adalah hiperaktif, sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan memiliki pendapat yang kokoh.

2. Konseptual
Anak indigo tipe ini lebih enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri. Mereka amat menonjol dalam merancang suatu program. Misalnya dalam rangka menyelamatkan perusahaan yang akan bangkrut atau membuat usaha baru yang booming dan mandatangkan keuntungan finansial bagi banyak orang. Contoh karir mereka di masa depan adalah sebagai arstiek, perancang, pilot, astronot, prajurit militer. Perilaku yang menonjol adalah suka mengontrol perilaku orang lain.

3. Artis
Anak indigo tipe ini menyukai pekerjaan di bidang seni. Perilaku yang menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat mereka terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik.

4. Interdimensional.
Anak indigo tipe ini yang memiliki ketazaman indera keenam di masa yang akan datang menjadi seorang filsuf, pemuka agama. Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan apapun kepada mereka karena mereka sudah mengetahuinya.
Reply With Quote

berbagai cerita dan kasus tentang anak indigo

“Michelangelo”
Ketika Joshua berumur kira-kira 3 tahun, ia bepergian dengan ayahnya. Tiba-tiba ia bertanya mengenai “Michelangelo”. “Pa, ingat bahwa Mechelangelo pernah melukis langit?”. Ayah Joshua berkata, “Ya, benar. Ia memang pernah melukis langit di sebuah gereja besar dan melukis benda-benda lainnya.” Ayahnya bertanya kepada Joshua, ”Kenapa? Apakah kamu tahu tentang dia atau bagaimana?” Joshua menjawab, “Ya, ya, saya mengetahuinya, ia adalah seorang pria yang baik. Kejadiannya sudah sangat lama, lama sekali.”

Borische Tipikal “Anak Indigo” (Volzhsky, Rusia)
Di Rusia, Volzhsky pada 1997 lahirlah seorang bocah laki-laki yang tidak lazim. Saat ibunya melahirkan dipagi hari yang cerah, segalanya tampak sedikit ganjil. Ibunya mengatakan, “Semuanya terjadi begitu cepat, hingga saat saya belum merasakan sakit apapun, Borische sudah lahir. Ketika suster memperlihatkan bayi itu kepada saya, bocah itu justru menatap saya dengan tatapan seorang ginekolog, namun, saya tahu bayi yang baru lahir tidak mungkin memusatkan perhatian pada hal apapun,” demikian pengakuan Nadezhda Kipriyanovich, ibu Borische.

Saat ibu itu membawa Borische pulang ke rumah, diketahui anak ini semakin tidak seperti biasanya. Ia hampir tidak pernah menangis juga tidak pernah sakit, saat menginjak usia 8 bulan, ia sudah bisa mengucapkan kata-kata secara utuh, tidak ada kesalahan dalam hal pengucapan maupun tata bahasa. Begitu juga dalam memperlakukan mainan yang diberikan ayahnya, ia juga bisa menggunakan prinsip geometri dan secara tepat merakit kembali mainannya.

Saat Borische menginjak usia 2 tahun, ia mulai mencoret-coret beberapa benda dengan warna biru dan lembayung. Psikolog yang mendeteksi hasil corat-coretnya menyebutkan, mungkin ia sedang mencoba melukis suatu lingkaran cahaya yang ditebarkan manusia. Belum juga menginjak usia 3 tahun, ia sudah bisa menjelaskan sejumlah pengetahuan yang berhubungan dengan fenomena alam semesta kepada orang tuanya.

Ibunya mengatakan, “Ia dapat menyebutkan semua nama planet dalam sistem tata surya, bahkan nama satelit buatan; bahkan bisa menghitung nama dan jumlah galaksi. Awalnya, saya merasa ini agak mengerikan, saya berpikir apa anak saya bermasalah dengan jiwanya. Namun, saya putuskan untuk memeriksa sejenak apakah nama-nama yang disebutkan itu benar atau tidak, dan setelah saya menemukan sejumlah buku astronomi, ternyata apa yang disebutkannya itu benar”.

Sehubungan dengan kemampuannya itu, Borische menjadi populer di kampung halamannya. Orang-orang sangat penasaran, bagaimana ia bisa mengetahui begitu banyak hal tentang astronomi. Tidak lama kemudian, Boriska kembali mulai menceritakan kejahatan yang dilakukan manusia. Ia bisa menarik seseorang yang berjalan di jalan raya, dan memintanya agar berhenti dan menjauhi narkotika, bahkan memberitahu pada laki-laki dewasa yang hilir mudik, agar jangan membohongi istri sendiri. Peramal cilik ini bahkan mengingatkan orang-orang mengenai bencana, wabah penyakit dan lain sebagainya yang akan segera tiba di dunia manusia, tindakan atau perilakunya yang ganjil ini membuat orang tuanya semakin bingung.
Para ilmuwan yang memotret auranya dan mendapati auranya berwarna indigo, yang menunjukkan bahwa “ia adalah orang yang bahagia dengan IQ yang tinggi.”

Kisah Unik Dua Anak Indigo Indonesia

Hari itu, 8 Agustus 2004, Riska Milandari sedang mengadakan pesta kecil merayakan ulang tahun ke-36. Suasana bahagia melingkupi rumah keluarga di kawasan Pondok Jaya Raya, Mampang, Jakarta Selatan. Namun suasana sedikit berubah ketika Tasya, putrinya yang berusia 2,5 tahun, berujar bahwa sanga opa (kakek Tasya) ikut datang kedalam pesta. “Kami kaget karena opa sudah meninggal,” kata Riska. Tetapi, Tasya bersikukuh bahwa opa ada dan sedang bediri diruang tamu. Agar tak mengecewakan si buah hati, Riska pun memenuhi keinginan putrinya untuk “ seakan-akan” melihat sang kakek.

“Ya, sering-sering memang begitu, Tasya biasa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, “kata Riska. Pengalaman melihat opa yang sebetulnya sudah meninggal itu hanya sedikit kisah di antara banyak “kelebihan” Descka Putri Anastasya - nama lengkap Tasya. Menurut Riska, Tasya mempunyai kelebihan kemampuan unik yang disebut sebagai anak indigo. Awalnya, dia tak menduga bahwa Tasya termasuk indigo. Namun, setelah menceritakan kondisi putrinya dengan seorang guru besar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, barulah ia menyadari bahwa Tasya memiliki kemampuan khusus itu.

Sejak kecil, Tasya berbeda dengan balita seusianya. Saat baru berumur tiga bulan, dia sudah memegang botol susu sendiri. “Tasya menolak kalau dipegangi botolnya,“ kata Riska yang berprofesi sebagai konsultan psikologi sebuah perusahaan swasta. Memasuki usia lima bulan, giginya sudah tumbuh. “Usia delapan bulan, sudah bisa ngomong” lanjutnya.

Selain itu, Tasya sering berbicara sendiri seolah-olah menghadapi lawan bicara. Dia berperilaku seperti itu ketika sedang berada di gudang atau belakang rumah, dan yang menjadi lawan bicara kadang figur yang menyeramkan. “Suatu kali, di belakang rumah, Tasya mengaku bertemu dengan orang yang wajahnya penuh darah, “kata Riska.

Wanita asal Bandung itu yakin bahwa itu bukan khayalan sang anak. Sebab, bagi anak seusia Tasya, khayalan adalah sesuatu yang indah. “Peri atau putri, misalnya,” jelasnya. Chandra Rasyid, ayah Tasya, juga mengaku pernah mendapat pengalaman unik bersama anaknya yang diyakini mempunyai ciri khas indigo. Waktu itu, dia sedang mengendarai mobil di tol Cipularang. Saat melintasi perbukitan dijalan bebas hambatan itu, Tasya berteriak.

Menurut Chandra, Tasya mengaku melihat orang sedang duduk bertapa. Padahal, ketika itu tidak tampak apapun selain pemandangan bukit dan jalan tol itu. Namun, ketika Chandra berusaha mencari tahu, di wilayah itu sering digunakan orang-orang yang sedang ‘berusaha’ untuk meningkatkan ilmu.

Tasya, juga sering punya firasat yang kemudian jadi kenyataan. Chandra mencontohkan, suatu ketika putrinya mengatakan bahwa oma sedang sakit dan mamanya diminta untuk menghubungi segera. “Benar saja, saat di telpon ternyata oma sedang sakit,” tutur Chandra yang bekerja sebagai anggota Badan SAR Nasional itu.

Perkataan-perkataan Tasya sering benar, dimanfaatkan untuk memberi prediksi. Misalnya, ketika keluarganya sedang menonton pertandingan bola di televisi. “ Saya lupa waktu itu Jerman lawan siapa. Tapi, diminta untuk menendang bola dengan kaki kanan jika menang Jerman dan kaki kiri kalau yang menang lawanya dan, tebakan Tasya benar,“ cerita Riska.

Chandra maupun Riska mengakui, anaknya yang tanggal kelahirannya juga unik (2-2-2002) itu sering berpikir jauh lebih dewasa yang menjadi ciri khas anak indigo dibanding dengan anak sebayanya. Ketika berusia tiga tahun, misalnya Tasya sudah mampu menghibur hati mamanya, ”Sudahlah Ma, jangan dipikirin,“ kenang Riska.
Fenomena anak indigo juga ditemui pada keluarga Syahrudin dan Neneng Latifah terhadap anak pertama mereka, Irvanda Dzulkarahman. Ipang, demikian dia disapa, juga sering berbicara sendiri dengan orang-orang yang menurut orang tuanya tidak tampak. Bahkan, sang anak sering minta pintu dan jendela rumah selalu dibuka karena “teman-teman”-nya akan datang.

“Karena itu, kunci selalu saya letakkan didalam saku,” kata Syahrudin, warga Grogol, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas Depok itu. Seperti Tasya, Ipang juga berpikir layaknya orang dewasa. Tidak jarang dia menasihati kedua orangtuanya. Misalnya, ibunya diminta harus selalu menutup aurat, yang boleh kelihatan hanya tangan dan muka saja.”

Karena kedewasaanya itu, Ipang enggan bermain dengan anak-anak sebayanya. ”Malas ah main sama anak kecil,“ kata Syahrudin meniru ucapan putranya. Saat usianya genap enam tahun, dia malah bergaul dan dekat dengan orang-orang dewasa yang teman-teman ayahnya.

Di sekolah, Ipang yang duduk di bangku TK itu cenderung tertutup. Meski demikian, dia justru cepat menerima pelajaran. Saking cepatnya menyerap pelajaran, dia sering komplain jemu menerima pelajaran anak kecil. Hasil tes IQ yang diikutinya menunjukan dia memiliki IQ 129. Bahkan, di TPA tempatnya mengaji, Ipang menganggap guru yang ada tidak cukup untuk mengajarinya.

Ipang sering menebak sesuatu yang acapkali benar. Ketika diajak pergi ke tempat pamannya, misalnya, dia mengatakan bahwa jalan menjuju kesana berliku. “Memang berliku, tapi, belum sekalipun dia kesana.” kata sang ayah.

Suatu kali Syahrudin dan Neneng berbelanja di sebuah pusat pembelanjaan. Ketika hendak naik eskalator, Ipang menunjuk seorang pria yang berpakaian rapi. “Awas ayah itu copet!” seru Ipang. Kedua orang tuanya kaget dan mengingatkan anaknya untuk tidak menuduh orang sembarangan. Namun, Ipang justru berontak, bahkan akan mengejar pria tadi. Akhirnya, Ipang pun digendong. Ternyata apa yang diserukan Ipang benar. Saat berdesak-desakkan, pria itu telah menempel Syahrudin dan berusaha mengambil dompet dari saku celananya.

Untuk mengetahui seorang anak itu indigo atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan. Salah satunya melalui foto aura. Caranya, lima jari anak dipasang sensor - semacam scanning yang dihubungkan dengan komputer. Di komputer itulah tampak apakah auranya tergolong aktif atau tidak. Jika tampilan cakra di dahi berwarna nila dan kelihatan aktif (seperti bergerak-gerak) dan warna di sampingnya dominan nila, maka anak itu positif indigo. Cara lain untuk menentukan apakah seorang anak itu indigo adalah dengan melakukan wawancara psikologi terhadap si anak.

Baik Tasya maupun Ipang adalah dua anak yang dinyatakan positif indigo. Tasya dinyatakan sebagai indigo setelah diwawancarai seorang guru besar Fakultas Psikologi UI. Sedangkan Ipang dinyatakan positif setelah melewati metode foto aura seperti yang dipaparkan Dr. Tubagus Erwin.

Annisa, Si Gadis Cilik Indigo (DKI Jakarta, Indonesia)
Beberapa waktu yang lalu, beberapa media massa DKI Jakarta mengulas habis seorang anak "sakti". Gadis cilik bernama Annisa itu sangat mengagumkan dalam menunjukkan kelebihan olah batinnya. Bocah berusia 5 tahun tersebut begitu luar biasa menguasai bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Belanda. Annisa tiba-tiba langsung berbicara Bahasa Inggris beraksen Amerika begitu ia bisa bicara pada usia 2,5 tahun. Padahal secara informal orang tuanya tidak pernah mengajarkan bahasa-bahasa tersebut.
Nisa menyebut ibunya, Yenny, dan bukan dengan panggilan mama. Bahkan kecerdasan anak ini di atas rata-rata anak seusianya. Akibat kelebihan yang satu ini, membuat Annisa tidak bisa sekolah secara formal seperti kebanyakan anak. Kecerdasannya yang melebihi teman sekelasnya, membuat dia tidak betah belajar di kelas. Secara spiritual, Annisa juga mempunyai kelebihan. Dia sanggup menyembuhkan berbagai penyakit. Setiap hari ada saja orang datang untuk minta pertolongan. Jangan heran jika kemudian dia menjadi instruktur sebuah klub meditasi.

Kemampuan melihat dan mendengar Nisa sangat tajam pada pukul 23.00 sampai dini hari. Tetapi kalau secara sengaja diminta memperlihatkan kemampuannya, ia akan menolak dengan tidak memperlihatkan kemampuan itu sehingga ia tampak seperti anak-anak lainnya," ujar Yenny. Kata sang ibu, Nisa tidak mudah bersalaman dengan orang. Ia seperti tahu orang yang suka pergi ke dukun atau memakai jimat. Namun sebagai anak-anak Nisa juga suka menyanyi dan bermain.

Malam-malam si kecil ini juga selalu dilewatkan dengan ritual meditasi. Rata-rata Annisa baru tidur pukul 02.00 dini hari, setelah meditasi yang panjang. Dengan olah batinnya tersebut, Annisa mampu mendeteksi hawa jahat di udara. Di mana ada hantu atau kekuatan jahat lainnya, Annisa sanggup melihatnya

Kerusuhan Mei 1998 (Indonesia)
Suatu hari di paruh Desember 1997, dalam tidurnya yang tenang, Andrean Ganie Hendrata tiba-tiba terbangun. Ada semacam ketakutan yang baru dilihatnya. Keringat dingin merembes dari pori-pori kulitnya yang kuning. Wajahnya yang kalem seketika berubah sedih. Kedua pipi bocah berusia enam tahun itu basah oleh air mata. Ia tak kuasa membendung kesedihannya.

Di dalam mimpinya itu, Andrean melihat sebuah kota hingar-bingar. Banyak rumah dan mobil terbakar, tangan-tangan mengepal, perempuan menjerit-jerit, dan kaum pria dipukuli tanpa sebab jelas. Ia tak tahu kapan dan di mana peristiwa dalam mimpinya itu terjadi. Yang pasti, "Mimpi serupa terjadi selama dua minggu berturut-turut," Lianny Hendranata, ibu Andrean, menuturkan.

Mimpi mengerikan yang bertubi-tubi selama dua pekan itu membuat fisik Andrean makin loyo. Dan, akhirnya bocah kurus itu jatuh sakit. Tapi Lianny menyadari sepenuhnya bahwa anaknya tidak sakit sembarangan. Itu sebabnya, dia tidak membawa anaknya ke dokter. Si ibu justru mengundang pendeta untuk mengobati jiwa anaknya.

Sang pendeta pun datang. Ia membaca doa-doa di tepi pembaringan Andrean. Terasa simpel, tapi berhasil. Sebab, hari-hari berikutnya Andrean tak pernah lagi bermimpi buruk tentang sebuah kota yang tercabik-cabik anarkis. Kesehatannya kembali pulih. Enam bulan sejak mimpi itu berlalu, Jakarta dilanda kerusuhan hebat. Penjarahan, pembakaran, penganiayaan terjadi pada Mei 1998. Tragedi itu ditayangkan oleh semua stasiun TV. Saat itulah ingatan Andrean kembali "dibangunkan". Sembari menunjuk ke arah televisi, ia bilang: "Ma, itu yang aku lihat di mimpiku dulu!"
Sejak lahir, Andrean sudah menunjukkan kemampuan indra keenamnya. Malah, sejak bayi dia terbiasa melihat makhluk yang tak terlihat oleh indra biasa. Setelah besar, kemampuan Andrean makin sempurna. Kadang-kadang ia melihat sebuah benda bisa bergerak sendiri. "TV yang sudah dimatikan tahu-tahu bisa menyala kembali," kata Andrean, yang kini duduk di kelas I SMP Slamet Riyadi, Cijantung, Jakarta Timur. Dengan daya kelebihannya itu, oleh orangtuanya, Andrean difoto aura. Dan, hasilnya berbeda dengan anak umumnya. Aura Andrean berwarna nila. Saat ia dites, IQ-nya di atas 120. Itulah beberapa pertanda bahwa Andrean masuk dalam kategori anak indigo.
Andrean adalah bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ganie Hendranata dan Lianny Hendranata. Sehari-hari Hendranata bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Rupanya, tak hanya Andrean yang indigo. Kedua kakaknya, Imelda dan Raymond juga sama. Begitu pula Lianny.

Satu keluarga yang terdiri lima orang, empat di antaranya indigo, tentu seru. Mereka bisa bertelepati satu dengan lain. Suatu hari, misalnya, Imelda ingin memiliki sarung tangan warna merah. Tapi harganya mahal. Sang ibu menyarankan agar si sulung mencari sarung tangan yang murah saja. Rupanya, setelah mencari sekian lama, si anak tak berhasil menemukan sarung tangan merah berharga murah.

Tak berhasil bukan berarti memupuskan harapan. Imelda terus berjuang dengan caranya sendiri. Yaitu menciptakan keinginannya melalui otak: "Aku mau sarung tangan warna merah. Nggak tahu gimana caranya; aku harus punya sarung tangan warna merah." Beberapa hari kemudian, Raymond yang pulang dari Yogyakarta membawa oleh-oleh berupa sarung tangan warna merah buat kakaknya. "Masak, setiap aku masuk toko, kuping selalu berdengung; ada yang minta sarung tangan merah," kata Lianny, yang juga terimbas telepati anaknya itu.

Ardi, si Bocah Indigo (Indonesia)

Sepanjang perjalanan menuju rumah nenek, Ardi, sebut saja begitu, seperti tidak bergerak. Wajahnya pucat pasi. Ia terus menutupi telinganya. Sang ibu tak berani mengusik anak sulungnya. "Saya sebenarnya heran, kok Ardi nangisnya sampai begitu waktu mendengar kabar ibu saya meninggal. Enggak seperti anak kecil lain yang kehilangan neneknya. Sedih ya sedih, tapi enggak gitu-gitu amat," ujar Dewi. Begitu turun dari mobil, Ardi seperti terkesima melihat sesuatu di pintu masuk. Ketika mencium jenazah neneknya, tiba-tiba ia kembali menutupi telinganya dan tampak ketakutan. Pandangannya terus menuju ke luar pintu. Setelah itu Ardi mengatakan kepalanya sakit, dan tidak ikut ke makam.

Menjelang tengah malam, Ardi menanyakan apakah ibunya mendengar suara petir siang tadi. Sang ibu menjawab, "Tidak." "Masak Mama enggak dengar, kan keras sekali dan terus- terusan, Ma," kata Dewi menirukan ucapan Ardi saat itu. "Sehabis itu Ardi menceritakan semuanya," lanjut Dewi. Selain petir, Ardi melihat burung besar di pintu rumah sang nenek. "Burung itu enggak pergi-pergi," ujar Ardi seperti ditirukan Dewi.

Saat mencium neneknya, Ardi melihat sang nenek berjalan menuju sebuah gerbang. Saat itu Ardi mendengar suara petir lagi, yang lebih keras dari sebelumnya, dan ia menyaksikan neneknya melangkah melewati gerbang, terus berjalan menuju tempat yang ia katakan "indah sekali". Peristiwa itu bukan yang pertama, sehingga Dewi dan suaminya tidak lagi terkejut mendengar penuturan anak mereka. "Dia sering melihat macam- macam, tetapi biasanya diam. Ia hanya mau berbicara sesudahnya, pelan-pelan dan hanya kepada orang tertentu," sambung Dewi. Di sekolah ia termasuk cerdas. IQ-nya antara 125-130. "Tapi gurunya bilang ia suka bengong di kelas," sambung Dewi. Kepada ibunya, ia bercerita melihat macam-macam di sekolah, yang tidak bisa dilihat orang lain, di antaranya anak tanpa anggota badan, dan ia merasa sangat kasihan.

Suatu hari saat belajar di rumah ia tersenyum. Ketika ditanya oleh sang ibu, ia mengatakan ada anak persis sekali dengan dirinya. Hari berikutnya ia bercerita, anak itu datang di sekolahnya. Ketika ditanya di mana ia tinggal, anak itu menjawab, "Di sana," sambil telunjuknya menunjuk ke arah atas. "Ada apa di sana?" tanya Ardi. Anak itu menjawab, "Ada orang gede- gede buanget. Anak itu omongnya juga medhok lho Ma, kayak aku, persis," tutur Ardi seperti diceritakan kembali oleh Dewi. Tentu tak ada orang lain melihat "anak itu" kecuali Ardi.

Dewi dan suaminya memahami apa yang terjadi pada Ardi dan juga adiknya. Beberapa anggota keluarganya juga memiliki kepekaan lebih dibandingkan dengan orang kebanyakan. Pada Ardi hal itu sudah terdeteksi saat masih bayi. Dewi sendiri tidak menceritakan situasi anaknya itu pada setiap orang di luar keluarga. "Kalau enggak percaya bisa-bisa anak itu dianggap berkhayal," lanjutnya.

Dewi tidak mengecap anaknya berkhayal, karena dalam beberapa hal ia juga memiliki kepekaan itu, meski hanya sampai tingkat tertentu. "Suatu sore, saya merasa ada bayangan putih. Ardi rupanya juga melihat karena ia tersenyum. Dia bilang, “Ma, ada yang ngikutin, perempuan. Tapi orangnya baik sekali.” Ketika saya tanya siapa, Ardi tidak menjawab.

Anak Kristal – The Crystal Children

Terlepas dari segala kelebihan anak–anak indigo, mereka diyakini datang ke planet ini dengan membawa misi. Seperti halnya para ilmuwan di zaman biru yang merubah dunia dengan teknologi, anak indigo akan merombak dunia dengan terlebih dahulu menata spiritual manusia. Seperti diketahui, dalam kehidupan beragama setiap umat mempunyai dimensi spiritual yang dirayakan dengan cara-cara yang disebut ritual. Ada kalanya ritual ini malah bertentangan dengan esensi / hakekat spiritual itu sendiri seperti cinta kasih, perdamaian, kejujuran, tolong menolong, dan lain-lain. Kadang, dalam ritual agama, ada pandangan yang menghalalkan darah dari kelompok lain, mengkafirkan orang lain, mengorbankan darah, berperang atas nama agama, dan sebagainya. Di sinilah peran anak-anak indigo untuk membereskan semua ini. Tatanan yang tidak sesuai dengan esensi spiritual akan dirombak sampai akhirnya muncul masa kedamaian.

Perilaku umat manusia yang mengabaikan sifat-sifat mulia Sang Pencipta perlahan lahan akan dikikis habis. Pekerjaan anak indigo ini akan berakhir dengan munculnya kedamaian di seluruh bumi. Namun proses perkembangan zaman belum usai. Anak anak indigo hanya mempersiapkan jalan bagi munculnya era berikutnya.

Setelah keberhasilan "pasukan penyerang" ini, muncullah anak-anak kristal (Crystal Children). Mereka lebih berbeda lagi. Anak kristal umumnya lebih kalem dan secara fisik mereka kurang begitu kuat karena lebih rapuh dan rentan. Kemampuan indra keenamnya tidak hanya dalam hal penglihatan, tapi juga pendengaran dan lainnya. Mereka bisa melihat permasalahan lebih mendalam dan intuisi anak seperti itu juga kuat. Anak-anak dengan warna dasar aura bening dan lengkap ini umumnya lahir dari orangtua yang spiritual.

Anak kristal yang juga bermunculan belakangan ini menjadi semacam "pasukan pendudukan". Mereka mempunyai kelebihan layaknya anak indigo namun tidak mempunyai daya untuk melawan. Tugas mereka adalah menjaga perdamaian dan membangun segala sesuatu yang rusak akibat pertempuran anak indigo dengan tatanan dunia lama. Dalam usianya yang masih sangat belia, anak kristal bijak laksana pandita. Tidak ada kata-kata kasar, makian, umpatan yang keluar dari mulut mereka. Mereka hanya mempunyai kemampuan membangun dan menjaga kedamaian.
File Under:

Agama dan Vegetarian

Sejak jaman dahulu, kasih sejati adalah hal yang selalu ditekankan oleh semua guru sejati dan para suci di masa lalu......


SATU PERBUATAN BAIK YANG DILAKUKAN KEPADA SEEKOR BINATANG SAMA PAHALANYA SEPERTI BILA DILAKUKAN KEPADA MANUSIA, sementara tindak kekejaman kepada seekor binatang sama buruknya seperti bila dilakukan kepada seorang manusia.
~ Hadis Nabi Muhammad

Pada suatu ketika RASUL ALLAH BERKATA KEPADA KEPONAKANNYA, "ALI, OH... ALI, KAMU SEMESTINYA TIDAK MEMAKAN DAGING. Jika kamu memakan daging selama 40 hari, maka kualitas itu akan masuk ke dalam dirimu. Tindakan-tindakan itu akan masuk ke dalam dirimu. Darah mereka akan masuk ke dalam dirimu. Kualitas-kualitas mereka dan tindakan-tindakan mereka akan masuk ke dalam dirimu. Karena itu, kualitas kemanusiaanmu akan berubah, kualitas welas asihmu akan berubah, dan intisari tubuhmu akan berubah. Oh Ali, tidak seharusnya kamu makan daging. Kamu harus hilangkan itu. Jangan makan itu."
~ Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen, Sufi Islam


ALLAH TIDAK AKAN MENGASIHANI SIAPAPUN, KECUALI KEPADA MEREKA YANG MENGASIHANI MAKHLUK LAIN. Dimana ada sayur yang melimpah-limpah, sekumpulan besar malaikat akan turun ke tempat tersebut.
~ Hadis Nabi Muhammad

Gaya hidup yang didasari pada SIKAP YANG SAMA SEKALI TIDAK MENYAKITI SEMUA MAKHLUK adalah moralitas tertinggi.
~ Mahabharata Santiparwa, 262.5-6

Ahimsa (tanpa kekerasan) adalah Dharma tertinggi. Ahimsa adalah Tapa terbaik. Ahimsa adalah hadiah teragung. Ahimsa adalah pengendalian diri tertinggi. Ahimsa adalah pengorbanan tertinggi. Ahimsa adalah kekuatan tertinggi. Ahimsa adalah teman tertinggi. Ahimsa adalah Kebenaran tertinggi.
AHIMSA ADALAH AJARAN TERTINGGI.
~ Mahabharata Santiparwa, 262.47

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan, yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
~ Alkitab, Kejadian 1:29-30

Lebih baik sepiring sayur dengan kasih daripada lembu tambun dengan kebencian.
~ Alkitab, Amsal 15:17


Baiknya engkau jangan makan daging atau minum anggur atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
~ Alkitab, Roma 14:21


Seseorang itu agung bukan karena ia mengalahkan atau menyakiti makhluk- makhluk hidup lainnya. Seseorang itu agung karena ia MENAHAN DIRI DARI MENGALAHKAN ATAU MENYAKITI MAKHLUK HIDUP LAINNYA.
~ Sang Buddha, Dhammapada

Orang yang makan daging akan terjatuh ke jalan yang mengerikan dari transmigrasi dan menderita kesakitan yang tiada batasnya. Orang yang makan daging tidak akan pernah sukses dalam mendapatkan berkah apa pun atau jasa yang mereka doakan. Pemakan daging menyebabkan makhluk surgawi menghindari mereka dan makhluk hidup lainnya takut terhadap mereka.
~ Sang Buddha, Sutra Surangama

Saya melarang semua jenis daging, tanpa menghiraukan apakah binatangnya mati secara alami atau dibunuh. Saya tidak pernah mengijinkan murid saya untuk makan daging dan saya tidak akan izinkan saat ini atau saat mendatang.
~ Sang Buddha, Sutra Lankavatara

Sama seperti baju yang ternoda oleh darah menjadi kotor, seseorang TIDAK DAPAT MEMILIKI KESADARAN MURNI JIKA IA MENGKONSUMSI DARAH DAN DAGING MAKHLUK-MAKHLUK LAINNYA.
~ Guru Nanak Dev, Guru Granth Sahib, 140


Mereka yg ingin mengetahui kebenaran tentang alam semesta HARUS BERLATIH MENGHORMATI SEMUA KEHIDUPAN; Ini menjelma sebagai cinta yang tanpa pamrih dan menghormati diri sendiri dan semua makhluk lain.
~ Hua Hu Ching 51


Nah loh.......semua agama mengatakan demikian...., masih mau maem daging?
File Under:

dari AVC (Asian Vegetarian Congress): sebuah tinjauan mengenai inefisiensi konsumsi daging...

...
saya sadur sidikit dari apa yang saya dapat dari Mr George Jacob...
beliau adalah Chair Person of the International Council of the International Vegetarian Union...

dibawakan dengan gaya brain storming (menggali dari ide para peserta, dengan metode ini biasanya banyak sekali ide2 baru yang akan muncul dan keluar) mengumpulkan kiat2 untuk pelestarian lingkungan... dan tentunya sebagai seorang ahli dalam psikologi pendidikan beliau membawakannya dengan "sangat baik"...

salah satu yang sangat berkesan adalah cara Beliau menyampaikan ketidak-efisienan dalam pola konsuimsi hewani...

umur berapa manusia mengalami pertumbuhan paling cepat dalam 1 tahun? ada yang masih ingat?
... ... ... (beberapa peserta menjawab)
yah sekitar itu...
untuk wanita 12 th dengan pertambahan rata2 berat badan 3kg - 5kg/th
dan pria pada 13th dengan pertambahan rata2 berat badan 4kg - 6 kg/th

berapakah banyak konsumsi (makan minum anda) pada tahun itu? (kira-kira)
... ...
kita ambil contoh rata2 adalah 1kg per hari.. maka anda menghabiskan makanan sebanyak 365kg/th
artinya untuk pertambahan berat badan sebanyak 6 kg kita menghabiskan pangan sebanyak sekitar 365kg makanan...


oleh karena itu hal yang sama berlaku untuk daging yang kita konsumsi...
penelitian telah mengkalkulasi... setiap 1kg daging yang kita makan "minimal" menghabiskan 10 kg bahan makanan yang sebenarnya dapat dikonsumsi oleh manusia langsung sebagai primary foot (bahan nabati)... oleh karena itu daging, kita sebut juga sebagai secondary foot (bahan makanan turunan)
sungguh suatu inefisiensi dan pemborosan sumber daya makanan yang sangat besar...

ini baru dari tinjauan inefisiensinya... belum dampak lainnya terhadap polusi... kesehatan dan lingkungan hidup...

saya akan mencoba mengulasnya lain kali (karena sudah malam)... ho ho ho

let's go green... be healthy... be wise... be kind to earth.. be Vegetarian... (at list reduce meat consumption)
Mari kembali ke alam... menjadi lebih sehat... lebih bijak... lebih baik kepada bumi... dengan menjadi seorang vegetarian... (paling tidak kurangi konsumsi daging)
File Under:

sekilas dari AVC (Asian Vegetarian Congress)

...
Nothing do harm to the earth and living more than diet on meat consumption...
tidak ada yang merusak bumi dan kehidupan lebih dari pada pola makan dengan daging...

ini adalah pernyataan yang terbuktikan secara ilmiah dan sangat mencengangkan di abad 21...
oleh karena itu tidak heran jika Dr. Rajendra K. Pachauri (India) yang merupakan Chairman of Unated Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (Ketua Panel Perubahan Ilkim PBB) meraih penghargaan nobel perdamaian tahun 2007 atas penelitiannya ini...

lingkungan hidup menjadi objek kajiannya dengan hasil "tak terbantahkan"... bahwa pola konsumsi daging membawa dampak paling besar bagi pemanasan global yang dewasa ini masih "hangat" (atau mungkin makin panas) dibicarakan... selain isu kesehatan dan pengrusakan lingkungan lainnya...

informasi yang tidak kalah mengejutkan dan menarik datang dari Dr Yuen Chuen Fong / Raymond...
dimana beliau berbicara dalam tema "Nutrition Support and Detoxification for Cancer Management"
secara fakta pengobatan kanker dengan kemografi adalah produk gagal yang terlanjur menghabiskan banyak biaya untuk penelitiannya sehingga mau tidak mau diperkenalkan sebelum dapat dibuktikan mampu menagani pasien secara efektif.... terbukti dari data statistik dari persentase kesembukan pasien kanker yang hanya 2.5% berhasil sembuh dan tetap hidup setelah pengobatan dengan radiasi ini...

jika misalnya kita sakit flu dan diberi obat yang kemungkinan besar tidak mampu menyembukan kita.. apa anda akan tetap mengkonsumsinya?
dan fakta bahwa 44.000 orang setiap tahun harus mati karena pengobatan yang salah oleh dokter...
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan para dokter umum mengenai diet makanan dan nutrisi/ilmu gizi... (yang dalam kuliah kedokteran hanya 2-4 sks "saja")

dan Dr Raymond juga mengumpulkan bukti dan memaparkan orang2 yang sembuh secara alami tanpa kemotrapi dengan "hanya" mengandalkan makanan sebagai obat

selain itu juga ada Prof. Dr. Maitree Suttajit, Msc. seorang ahli bio-kimia dari Thailand yang tentunya adalah ahli gizi yang sudah dangat berpengalaman... yang memaparkan fakta tentang pola konsumsi vegetarian...

satu hal yang sangat lucu terjadi di Indonesia...
kita yang terkonsep waktu SD diajarkan mengenai 4 sehat 5 sempurna... adalah konsep kesehatan yang diadopsi dari produk tahun 1981... (dan tidak pernah berganti) walau dunia barat tempat konsep kesehatan ini telah berubah 1991, sepuluh tahun setelah pola makan 4 sehat itu terbukti bertanggung jawab atas penyakit2 regenerative (kanker, stroke, penyakit jantung dsb)...
namun buku perlajaran kita tetap diajarkan 4 sehat 5 sempurna... ha ha ha

Go green.. be VG... be better...
cara hidup dengan pola makan ini yg seharusnya lebih sehat...

http://www.ivu.org/

File Under:

apa dan bagaiman meditasi itu?

berdasarkan pengetahuan saya yang terbatas ini...

meditasi merupakan cara yang alami bagi manusia untuk menemukan makna keberadannnya di tengah alam semesta dan di tengah kehidupan...
melibatkan konsentrasi, ketenagan batin dan pengamatan

dalam sejarah peradaban manusia di manapun kita temukan adanya praktek serupa...
di india tentunya sudah tidak diragukan lagi...
di cina, para pembina diri daoisme (sebelum buddisme masuk) mempraktekkan meditasi (dalam pertapaan), belakangan kehadiran buddhisme membawa wawasan baru tentang metode meditasi...
di timur tengah kita melihat sang Baginda Nabi menghabiskan satu pekan terakhir masa puasa di goa, tempat diman Beliau bertemu Jibril...
ketika Anak Manusia berada di gurun pasir selama 3 hari tanpa makan dan minum, dan malam sebelum Beliau dibawa untuk diadili dan disalibkan... Beliau meditasi...

praktek2 meditasi memang dalam beberapa hal (dan banyak kasus) dapat membuat manusia memiliki kemampuan supra-manusia, baik itu murni karena pengembangan "kedalam" maupun melalui "pemberian" entinitas yang lebih superior (makhluk nan-manusia)... namun hal ini (bagi saya pribadi) adalah sebuah kealamian... yang sesungguhnya dapat dilakukan setiap manusia...
sebagai contah silahkan anda buka majalah "Misteri"... (tidak dianjurkan serius membaca... hanya buka dan melihat sekilas) banyak sekali para praktisi.. entah benar2 bisa atau hanya "tisani" (tipu sana-tipu sini he he...) namun kekuatan semacam ini ada dan nyata...

jaman ini bahkan meditasi pun dikomersialkan... lihat pelatihan2 yang dikemas dalam berbagai aliran dan berbagai macan jenis...

sehingga memang konotasi / anggapan umum mengenai meditsi ini sempat menjadi rusak...
padahal kita sebenarnya kadang2 melakukannya tanpa kita sadari... ketika konsentrasi kita terpusat, atau pengamatan kita mendalam dan hati / pikiran kita dalam keadaan tenang (misalnya berdoa, berzikir, kou shou dsb)... sesungguhnya kita sedang bermeditasi... walau biasanya tidak lama...

satu hal yang cukup menarik, bahwa meditasi dapat dilakukan oleh siapaun... "dengan" atau "tanpa" pengetahuan tentang meditasi itu... tentunya hasil yang dicapai juga akan sangat berbeda...
oleh karena itu meditasi dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, keadaan dan kemampuan seseorang...

meditasi yang benar adalah "BUKAN" untuk menjadi manusia super yang maha bisa (memang dalam kenyataan banyak yang kemudian punya kemampuan begitu)...
kemapuan yang bisa diperoleh antara lain... melihat sampai ke surga dan neraka... "berteman" (atau berjumpa) dengan penghuni di sana... mampu mengetahui tabiat orang, mampu megetahui pikiran orang lain, meramalkan apa yang akan terjadi dimasa depan (bandingkan kesaksian yohanes tentang kiamat) dan melihat apa yang terjadi dimasa lalu... dan lain sebagainya

tidak heran jika banyak peradaban di dunia memiliki sosok peningalan patung / gambar yang nampaknya bukan manusia... logis dan masuk akal jika bangsa maya dapat meramalkan masa depan dan nostradamus juga memiliki kemampuan sejenis.... saya kira anda pun punya banyak contoh lainnya yang tak akan habis diceritakan...

sangat disayangkan sebenarnya jika kita "berhenti" ketika "memiliki" kemapuan2 / pengalaman2 spiritual... yang seharusnya pemberhentian sejatinya adalah pada "ketiada-milikan" bukan "kemilikan"


pencapaian tertinggi meditasi adalah "kesadran yang sejati" akan "ketidak kekalan semua hal", "potensi penderitaan yang mengikuti setiap eksistensi", "akhir dari penderitaan" dan "jalan menuju keterbebasan dari belenggu penderitaan"

tidak ada "tujuan" tidak ada "kehendak"...

dimulai dari kesadaran berakhir juga pada kesadaran...

dan saya kira tidak ada yang memaparkannya sejelas Sang Buddha...
dan tentunya cara yang aman telah diajarkan oleh Beliau yaitu dari sila (aturan moral), samadhi (meditasi) baru panna (kebijaksanaan)

tanpa memiliki kode etik moral (sila) yang bagus kemampuan yang diperoleh dari meditasi akan sangat berbahaya.... ujung2nya jadi dukun deh... he he he
dan satu hal lagi... meditasi untuk pemula yang belum pernah melakukannya bukan dilakukan dengan mengosongkan pikiran... ini malah akan memancing makhluk lain (yang bukan manusia) mengambil (masuk / merasuki) tubuk mu yang kosong...

ho ho ho...
ini hanya sekilas ulas... semoga bermanfaat dalam memberikan pandangan yang benar tentang meditasi... jika ada kesalahan mohon dikoreksi...

"semoga semua makhluk berbahagia" ho ho ho
File Under:

Etika dan Dharma

Kemarin saya bersama seorang teman menghadiri kelas Dharma yang diselenggarakan di sebuah vihara (bukan aliran maitreya). Sebenarnya untuk mencari dharma sih tidak perlu bagi saya untuk sampai ke sana. Namun karena ketulusan dari teman-teman yang mengundang kita, akhirnya secara rela menjadwalakan waktu ditengah kesibukan untuk hadir di sana. Terpikir juga untuk ingin tahu seperti apa kelas dharma yang dilaksanakan disana.
Memasuki gerbang Vihara. Terlihat pohon rindang dan taman yang asri, sesuatu yang cukup menyejukan hati ditangah suasana panas tengah hari. Kami disambut oleh panitia yang juga adalah teman kita (sesama buddhis) di beragai kegiatan organisasi dan forum keagamaan.
Memasuki Dharma Sala tempat sedang berlangsungnya Dharma Desana (ceramah), terdapat rupang Buddha dalam posisi duduk. Saya perkirakan sekitar dua setengah meter tingginya. Sungguh suatu ruangan yang sangat nyaman dan cukup lapang. Dilengkapi perangkat audio system yang lumayan. Terdengar suara Bapak Cornelis Wowor mengema dengan ciri khas penyampaian yang ringan dan tajam membahas topik "kelahiran kembali".
Secara umum kelas berlangsung dengan baik. Para pendengar juga terdengar antusias menagapi. Apalagi Pak Wowor sempat memberikan berbagai ilustrasi dan bukti keberadaan kehidupan lain selain di bumi.
Mungkin dikarenakan terbiasa mengikuti kelas Dharma di berbagai tempat. Saya merasa cara dan kebiasaan duduk kebanyakan peserta kelas jauh dari "etis". Berhubung kita berada di Dharma Sala, di hadapan rupang Buddha dan mendengarkan Dharma. Maka sikap duduk sesukanya tentu kurang etis. Mungkin karena kebiasaan dan pola pengajaran dharma kita selama ini terlalu terfokus pada "pengetahuan" dan praktek dharma yang cukup besar, yang langsung terlihat dan terasakan saja. Misalnya lewat "fang sheng" (melepas makhluk), berdana dalam pembangunan Vihara atau pun Pattidana (pelimpahan jasa).
Sesuatu yang kadang lupa kita praktekkan adalah pengembangan diri "kedalam" batin. Lewat tulisan ini saya mencoba berbagi sedikit yang sempat saya ketahui.

Saya selalu merasa salut ketika melihat orang yang dapat duduk tegak tanpa bersandar pada sandaran kursi. Terutama jika posisi ini dapat dipertahankan dalam waktu cukup lama. Biasanya ada yang mampu melakukannya. Bahkan ketika makan, dengan keanggunan tangan kiri mengangkat mangkok dan tangan kanan mengangkat sumpit. Sungguh memancarkan kewibawaan dan disipin yang tinggi. Nilai estetika dan keanggunan yang mempesona. Ketika kita disuruh untuk melakukan hal yang sama, umumnya mendapat penolakan dengan banyak alasan. Tulang punggung sakit, tempat duduk panas, tidak nyaman dan sebagainya. Lalu apakah mereka yang mampu duduk dengan tegak tidak merasakan hal demikian?
Tentunya kita yang sering mendengarkan dharma tahu bahwa "saya adalah tuan atas hidup saya". Kemudian merasa tidak ingin dikendalikan oleh orang lain. Karena kita adalah tuan. Namun sesungguhnya apakah benar-benar begitu? dari pengamalan etika duduk ini saja dapat dibuktikan. Kebanyakan dari kita menjadi "budak" dari badan raga kita. Pesuruh-pesuruh dari napsu keinginan kita, hasrat untuk teledor dan memanjakan diri dengan kenyamanan raga.
Namun juga bukan berarti kita mesti duduk tegak terlalu kaku dan menyiksa diri. Saya pernah melihat beberapa teman mempraktekkan "etika duduk" ini secara berlebihan. Beberapa bahkan tidak bergeming ketika nyamuk menusukkan jarum suntiknya diatas kulit mulusnya. Namun biasanya yang ekstrem begitu hanya bertahan beberapa saat.
Jika kebiasaan duduk, berdiri dan berjalan telah dilatih sedemikian rupa sesuai etika dan sesuai dharma (tidak ekstrem/berlebihan). Sungguh sangat indah. Bahkan melihatnya pun suatu kebahagiaan. Tidak banyak orang yang telah menjadikan ini sebagai kebiasaan yang alami dalam prilaku hidupnya. Namun dipastikan bahwa yang melakukannya adalah orang yang benar-benar tuan atas raganya.
Saya berharap suatu saat saya memiliki sebab jodoh untuk menghadiri kelas dharma/ceramah dimana setiap pendengar duduk dengan "baik". Dimanapun itu, jika ini dilakukan. Maka saya akan merasakan bahwa "Dharma" (kebenaran) dihargai sebagaimana semestinya.
Jadi kelas Dharma bukan sekedar menambah pengetahuan dharma pendengar. Ada praktek Dharma yang jauh lebih tinggi daripada sekedar apa yang didengarkan.

Semoga Kewibawaan Buddha Dharma bertahan laksa masa
File Under:

Kaisar Kang Xi

di copas (copy-paste)dari group Budhis Indonesia (FB)

Kaisar Kangxi


Pada periode awal Dinasti Qing, Kaisar Kang Xi mempunyai metode istimewa untuk mengajari keturunannya. Kaisar mempunyai 35 anak laki-laki, 20 anak perempuan, dan 97 cucu.
Dia menggunakan berbagai macam cara untuk mengajarkan anak-anak dan cucu-cucunya. Dia juga memiliki sebuah ruang belajar di Taman Chang Chun. Pada era Kang Xi, ruang belajar itu berlokasi di Wu Yu Zhai (Ruang tanpa kenyamanan). Menempatkan anak di ruang belajar mencegah anak tersebut timbul niat main-main atau bermalas-malasan.
Mari kita ambil contoh satu hari saat kaisar mengajarkan anak-anaknya:
Di suatu pagi, dari jam 3 sampai jam 5 pagi, para pangeran mengulang pelajaran hari sebelumnya sebelum bersokolah. Putera mahkota saat itu berumur 13 tahun, dan dia harus bangun pagi-pagi sekali untuk bersekolah. Dari jam 5 – 7 pagi, para guru datang ke ruang belajar. Guru Manchuria, Da Ha Ta, dan Guru Mandarin, Tang Bin Deng, bersama-sama menilai PR murid-muridnya. Bersamaan itu, para murid menghafal pelajaran, mengulang pelajaran dengan cara membacanya keras-keras, namun berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Lalu guru mandarin memberikan satu paragraf lagi bagi para murid untuk dihafalkan.
Dari jam 7 sampai jam 10, Kaisar Kang Xi pergi dari tahtanya menuju ruang belajar. Kang Xi secara acak memilih paragraf didalam buku dan menunjuk salah seorang untuk menjelaskannya luar kepala dengan sempurna, tanpa salah. Kang Xi berkata, “Saat saya muda, saya akan membaca buku dengan suara keras selama 120 kali, dan mengulangnya kembali 120 kali. Itulah mengapa sampai sekarang saya mampu menghafal paragraf demi paragraf.” Seorang anak bertanya, “Bukankah cukup untuk mengulangnya 100 kali?” Kang Xi berkata bahwa harus sampai 120 kali. Lalu dia bertanya pada guru, bagaimana nilai anak-anaknya. Beberapa guru memuji-muji putera mahkota yang sangat pandai dan mampu mengulang pelajaran dengan baik. Kang Xi berkata: “Kamu jangan hanya memuji dia, seharusnya lebih banyak mengkritik dia. Ini untuk mencegah dia menjadi arogan.” Lalu ia pergi untuk kembali mengurus urusan negara.
Karena hari itu musim panas, cuaca sangat panas. Tetapi anak-anak tidak diperbolehkan mempunyai satu kipas untuk dirinya sendiri dan mereka harus tetap duduk lurus. Dari jam 9 sampai jam 11, mereka belajar kaligrafi, harus menulis setiap sebanyak 100 kali. Istirahat makan siang dari jam 11 sampai jam 1. Setelah itu, dari jam 1 siang sampai jam 3, mereka melanjutkan belajar di udara terbuka, yakni belajar menunggang kuda dan memanah.
Dari jam 3 sampai jam 5, Kang Xi kembali lagi ke ruang belajar untuk melihat pekerjaan anak-anaknya. Dia juga mendengarkan mereka mengulang pelajaran mereka. Mereka mengarang puisi dan membacakannya untuk Kaisar. Dari jam 5 sampai jam 7, mereka mempraktekkan kemahiran memanah. Pertama-tama anak-anak dulu memanah, kemudian guru memanah untuk menunjukkan pembetulan, dan terakhir kaisar sendiri juga ikut memanah, dengan cara memberi contoh inilah anak-anak dididik. Menurut kisah sejarah, setiap kali kaisar yang memanah, pasti berhasil mencapai tepat di mata tengah papan sasaran. Beginilah, dari jam 3 sampai jam 7, tanpa istirahat, latihan memanah dilakukan, sepanjang musim panas dan termasuk musim dingin.
Dari kejadian diatas kita dapat melihat bahwa kaisar Kang Xi mendidik anaknya menggunakan disiplin yang ketat. Dari tutornya, anak didik Kang Xi mengembangkan banyak bakat. Bakat pertama adalah politik. Anak lelakinya,Yong Zheng, kemudian menjadi kaisar selanjutnya. Cucunya, Qian Long, menjadi kaisar penerus Yong Zheng. Baik Yong Zheng dan Qian Long adalah kaisar yang luar biasa dalam sejarah China. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Kang Qi sangat berhasil.
Bakat kedua adalah ilmu pengetahuan. Anak ketiga Kang Xi, Yin Zhi, adalah seorang ilmuwan hebat. Ia juga adalah penulis buku “Kompilasi Zaman Dulu dan Masa Kini”, yang mempunyai 10.000 seri.
Bakat ketiga adalah seni. Beberapa pangeran sangat mahir dalam kaligrafi dan melukis. Bakat keempat adalah bakat kehidupan. Banyak dari ibu-ibu pangeran tersebut adalah selir, tidak mempunyai status tinggi dalam istana. Namun para pangeran tersebut tidak bersaing atau berebut posisi kaisar, dan hidup damai satu sama lain, saling mendukung dan sangat produktif.
Karena kesuksesan metode pembelajaran Kang Xi, tidak ada satupun anak didiknya yang menjadi orang berwatak buruk, playboy ataupun melakukan hal jahat/merugikan orang lain.
File Under:

Buddhisme Mendapatkan Penghargaan Sebagai Agama Berbaik di Dunia

Sungguh menarik membaca bahwa Agama Buddha mendapatkan penghargaan sebagai 'Agama Terbaik di Dunia'.

15 Juli 2009, Tribun de Geneve

Koalisi International berdasarkan Jenewa untuk Kemajuan Agama dan Spiritualitas (The Geneva-based International Coalition for the Advancement of Religious and Spirituality- ICARUS) telah memberikan penghargaan kepada Komunitas Buddhis sebagai 'Agama Terbaik di Dunia' tahun ini.

Penghargaan khusus ini dipilih dalam suatu pertemuan internasional dengan lebih dari 200 pemimpin keagamaan dari semua bagian spectrum spiritual. Sangatlah mengagumkan untuk dicatat bahwa banyak pemimpin keagamaan lebih memilih Agama Buddha daripada agama mereka sendiri. Meskipun pengikut Buddha hanyalah sebagian kecil dari anggota ICARUS.

Berikut ini empat komentar dari anggota pemilih.

Jonna Hult, Direktur Riset ICARUS mengatakan 'Tidaklah mengejutkan bagi saya bahwa Agama Buddha mendapatkan penghargaan sebagai Agama Terbaik di Dunia, karena kita tidak dapat menemukan satu kejadian perang pun yang dilakukan atas nama Agama Buddha. Dibandingkan dengan agama-agama lain yang sepertinya menyimpan sepucuk senapan dalam almarinya untuk dipergunakan apabila Tuhan membuat suatu kesalahan, kita bahkan sulit menemukan seorang umat Buddha yang pernah menjadi tentara. Orang-orang ini melaksanakan hal yang telah mereka ceramahkan sehingga kita tidak lagi bisa menyetarakannya dengan tradisi spritual lainnya.

Seorang pastur Katholik, Romo Ted O`Shaughnessy mengatakan dari Belfast, "Sebagaimanapun saya mencintai Gereja Katholik, saya selalu terganggu karena kita mengajarkan cinta kasih seperti yang terdapat dalam kitab suci namun kemudian mengatakan bahwa kita menyatakan mengetahui kehendak Tuhan saat kita membunuh sesama manusia. Untuk alasan itulah saya harus menjatuhkan pilihan saya kepada Agama Buddha.

Seorang pemimpin Muslim Tal Bin Wassad menyetujui dari Pakistan melalui penerjemahnya, "Meskipun saya seorang Muslim yang taat, saya dapat melihat sedemikian banyak kemarahan dan pertumpahan darah yang disalurkan sebagai ungkapan keagamaan daripada berhubungan dengan urusan pribadi."
"Umat Buddha telah memecahkan masalah itu", lanjut Bin Wassad, anggota ICARUS yang memberikan suara untuk kelompok Muslim Pakistan, "Sebenarnya, sebagian teman akrab saya adalah umat Buddha."

Rabbi Shmuel Wassertain mengatakan dari Jerusalem, "Tentu saja saya mencintai Agama Yahudi, dan saya pikir itulah agama terhebat di dunia. Namun, sejujurnya sejak tahun 1993 saya telah melaksanakan meditasi Vipassana setiap hari sebelum minyan (doa sehari-hari umat Yahudi). Jadi saya mengerti hal itu."

Bagaimanapun juga ada satu masalah, ICARUS tidak dapat menemukan seorang pun untuk menerima penghargaan itu. Semua umat Buddha yang mereka hubungi tetap mengatakan menolak penghargaan itu.

Ketika ditanya alasan kolompok Buddhis Birma menolak penghargaan tersebut, bhikkhu Ghurata Hanta mengatakan dari Birma,"Kita berterima kasih atas pernyataan tersebut, namun kita memberikan penghargaan itu untuk semua umat manusia, karena sifat keBudhaan berada dalam setiap diri kita."

Groehlichen kemudian berkata "Kita akan terus menghubungi semua fihak sehingga kita menemukan seorang umat Buddha yang mau menerimanya, Kita akan memberitahukan kepada Anda apabila kita telah menemukannya."
File Under:

Yan Ying

ini adalah salah satu kisah yang disadur dari buku "Kisah-kisah kebijaksanaan China Klasik" oleh Michael C. Tang


Yan Ying di kisah ini adalah penasehat kerajaan Qi di jaman Chun Qiu (periode musim semi - musim gugur Abad ke 5 sebelum masehi) sejaman dengan tokoh besar Kongfusius.



Bantuan Saat Kelaparan


Pada suatu waktu di Qi, terjadi masa kelaparan. Yan Ying meminta izin kepada Bangsawan Jing (pengusa Qi) untuk membuka lumbung negara demi membantu orang-orang yang tertimpa bencana kelaparan. Tetapi permintaannya ditolak.

Pada saat yang bersamaan, sang bangsawan sedang membangun istana baru-nya. Dalam kapasitasnya sebagai perdana menteri, Yan Ying secara diam-diam memerintahkan pejabat yang berwenang atas proyek itu untuk melipatduakan gaji pekerja, memperbesar lingkup proyek itu, dan melambatkan laju pekerjaan konstruksi itu.

Konstruksi itu selesai setelah tiga tahun di mana dalam periode tersebut orang-orang yang seharusnya mati kelaparan dapat lolos dari bencana itu karena bekerja untuk proyek tersebut. Sang bangsawan sangat gembira melihat istananya selesai. Pada saat pekerjaan itu selesai, bahaya kelaparan telah berlalu.



Kekuatan Jawaban Yang Cerdik

Yan Ying mempunyai tinggi badan kurang dari 5 kaki (kira-kira 130 cm). Dia dikirim ke kerajaan Chu sebagai utusan. Ketika dia sampai di istana kerajaan, beberapa pejabat Chu mencoba mempermainkannya. Mereka membawanya menuju pintu kecil di samping pintu masuk utama kerajaan. Yan Ying menolak untuk masuk.
"hanya jika saya mengunjungi anjing kerajaan, saya akan masuk melalui pintu anjing. Tetapi saya datang untuk menemui Raja Chu. Haruskah saya memasuki negara anda melalui pintu ini?"
Dia lantas dipersilahkan masuk melalui pintu utama.

"apakah demikian sedikit orang di Qi sehingga mereka mengirim anda sebagai utusan?" tanya Raja Ling dari Chu ketika dia bertemu Yan Ying.
"demikia banyak orang di negara kami dan ibu kota begitu padat sehingga kelihatan seakan-akan sedang hujan ketika orang-orang menghapus keringat dari wajah mereka."
"Kalau demikian kenapa mereka mengirim anda?"
"Kami memiliki kebijakan untuk mengirim orang yang berharga untuk mengunjungi negara yang berharga, orang yang lebih berharga untuk negara yang lebih berharga dan orang yang kurang berharga ke negara yang kurang berharga. Saya adalah yang paling tidak berharga di antara semua orang. Itu sebabnya saya adalah orang yang tepat untuk dikirim ke Chu."

Pada jamuan makan malam yang diadakan untuk menjamu Yan Ying, seorang dengan borgor, dibawa oleh kedua penjaga, berjalan melalui pintu menuju ruang makan malam.
"Sipakah dia?" tanya raja dari Chu.
"Orang dari Qi" kata penjaga tersebut.
"Apa yang dia lakukan?"
"Dia dituduh mencuri!"
Raja berpaling kepada Yan Ying. "Orangmu mencuri. Sungguh memalukan!"
Yan Ying berdiri dan menjawab, "Orang-orang mengatakan bahwa pohon jeruk akan menghasilkan buah yang asam dan kering ketika mereka tumbuh di utara, tetapi ketika tumbuh di selatan buahnya manis dan berair. Daun-daun mereka serupa tapi rasanya berbeda. Sewaktu hidup di Qi, dia tidak mencuri. Tetapi ketika datang kemari, mereka menjadi pencuri. Kemungkinan besar, lingkungan Chu membuat orang itu berlaku demikian."
File Under:

Kalama Sutta

dari teman2 di www.wihara.com

1. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Berita Semata

Nasihat Sang Buddha seperti yang disebutkan dalam Kalama Sutta adalah untuk tidak menerima apapun berdasarkan pada berita, tradisi, kabar angin semata. Biasanya orang mengembangkan keyakinan mereka setelah mendengarkan perkataan orang lain. Tanpa berpikir mereka menerima apa yang orang lain katakan mengenai agama mereka atau apa yang telah tercatat dalam buku-buku keagamaan mereka. Kebanyakan orang jarang sekali mengambil resiko untuk menyelidiki, untuk menemukan apakah yang dikatakannya benar atau tidak. Sikap umum seperti ini sukar untuk dipahami, khususnya di dalam era modern saat ini ketika pendidikan sains mengajarkan orang untuk tidak menerima sama sekali apapun yang tidak bisa dijelaskan secara rasional. Bahkan sekarang ini banyak yang disebut sebagai pemuda berpendidikan hanya menggunakan emosi atau ketaatan mereka tanpa menggunakan pikiran naralnya.

Dalam Kalama Sutta, Sang Buddha memberikan nasihat yang sangat liberal (bebas) kepada sekelompok pemuda dalam menerima suatu agama secara rasional. Ketika orang-orang muda ini tidak dapat memutuskan bagaimana memilih agama yang sesuai, mereka menghadap kepada Sang Buddha untuk mendapatkan nasihatNya. Mereka mengatakan kepadaNya bahwa semenjak berbagai kelompok agama memperkenalkan agamanya dalam berbagai cara, mereka mengalami kebingungan dan tidak bisa memahami cara keagamaan mana yang benar. Para pemuda ini bisa diibaratkan dalam istilah modern sebagai para pemikir bebas (free thinkers), atau para pencari kebenaran (truth seekers). Inilah mengapa mereka memutuskan untuk mendiskusikan hal ini dengan Sang Buddha. Mereka memohon kepada Sang Buddha untuk memberikan beberapa garis pedoman untuk membantu mereka menemukan suatu agama yang sesuai dimana dengannya mereka dapat menemukan kebenaran.

Dalam menjawab pertanyaan mereka, Sang Buddha tidak mengklaim bahwa Dhamma (ajaranNya) merupakan satu-satunya ajaran yang bernilai dan siapapun yang mempercayai hal lain akan masuk ke neraka. Justru Beliau memberikan beberapa nasihat yang penting untuk mereka pertimbangkan. Sang Buddha tidak pernah menganjurkan orang untuk menerima suatu agama hanya melalui iman (faith) semata tetapi Beliau menganjurkan mereka untuk mempertimbangkan dan memahami segala sesuatunya tanpa bias (praduga/menyimpang). Beliau juga tidak menganjurkan orang untuk menggunakan emosi atau ketaatan semata yang berdasarkan pada kepercayaan yang membuta di dalam menerima suatu agama. Inilah mengapa agama yang berdasarkan pada ajaranNya sering digambarkan sebagai agama rasional. Agama ini juga dikenal sebagai agama merdeka dan beralasan (religion of freedom and reason). Kita seharusnya tidak menerima apapun melalui iman atau emosi untuk mempraktikkan suatu agama. Kita seharusnya tidak menerima suatu agama begitu saja dikarenakan agama itu menghilangkan ketakutan bodoh kita mengenai apa yang akan terjadi pada diri kita, kapan kita mati ataupun ketakutan kita ketika diancam oleh api neraka jika kita tidak menerima beberapa ajaran atau yang lainnya. Agama harus diterima melalui pilihan bebas. Setiap pribadi harus menerima suatu agama karena pemahaman dan bukan karena agama itu merupakan hukum yang diberikan oleh suatu penguasa atau kekuatan-kekuatan supernatural. Menerima suatu agama haruslah bersifat pribadi dan berdasarkan pada kepastian rasional akan agama yang akan diterima.

Orang dapat membuat berbagai macam klaiman mengenai agama mereka dengan membesar-besarkan berbagai macam peristiwa untuk mempengaruhi orang lain. Kemudian, mereka dapat memperkenalkannya sebagai pesan surgawi untuk menumbuhkan iman atau rasa percaya. Tetapi kita harus membaca apa yang tertulis secara analitis dengan menggunakan akal sehat dan kekuatan pikiran. Itulah mengapa Sang Buddha menasihatkan kita untuk tidak menerima secara tergesa-gesa apapun yang tercatat, tradisi, atau kabar angin semata. Orang mempraktikkan tradisi-tradisi tertentu yang berdasarkan pada kepercayaan, kebiasaan atau cara hidup komunitas dimana mereka berada. Namun, beberapa tradisi sangatlah penting dan berarti. Oleh karena itu, Sang Buddha tidak mengecam semua tradisi adalah salah tetapi menasihatkan kita untuk mempertimbangkannya dengan sangat berhati-hati praktik mana yang penuh arti dan mana yang tidak. Kita harus mengetahui bahwa beberapa tradisi tertentu tersebut menjadi ketinggalan jaman dan tidak berarti lagi setelah beberapa periode waktu. Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan di antaranya diperkenalkan dan dipraktikkan oleh orang-orang primitif dan pemahaman mereka tentang kehidupan manusia dan alam sangatlah terbatas pada masa itu. Jadi, pada masa sekarang ini ketika kita menggunakan pendidikan sains modern kita dan pengetahuan akan alam semesta, kita dapat melihat sifat sesungguhnya dari kepercayaan mereka. Kepercayaan yang dimiliki orang-orang primitif mengenai matahari, bulan, dan bintang-bintang, bumi, angin, halilintar, guntur dan halilintar, hujan dan gempa bumi, berdasarkan pada usaha mereka untuk menjelaskan fenomena alam yang nampaknya sangat mengerikan. Mereka memperkenalkan fenomena alam tersebut sebagai tuhan-tuhan (dewa) atau perbuatan-perbuatan tuhan dan kekuatan-kekuatan supernatural.


2. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Tradisi Semata

Dengan pengetahun kita yang telah maju, kita dapat menjelaskan fenomena alam yang nampaknya mengerikan ini sebagaimana apa adaya. Itulah mengapa Sang Buddha mengatakan, “Janganlah menerima dengan segera apa yang kau dengar. Janganlah mencoba untuk membenarkan perilaku tidak rasionalmu dengan mengatakan ini adalah tradisi-tradisi kami dan kita harus menerimanya.” Kita seharusnya tidak percaya begitu saja kepada takhayul ataupun dogma agama karena orang yang dituakan melakukan hal yang sama. Ini bukan berarti kita tidak menghormati para sesepuh kita, tetapi kita harus melaju bersama waktu. Kita seharusnya memelihara kepercayaan-kepercayaan yang sesuai dengan pandangan dan nilai-nilai modern dan menolak apapun yang tidak diperlukan atau yang tidak sesuai karena waktu telah berubah. Dengan cara ini kita akan dapat hidup dengan lebih baik.

Satu generasi yang lalu, seorang pendeta Anglikan, Uskup dari Woolich menyatakan sebuah kalimat, “Tuhan dari celah“ (God of the gaps) untuk menjelaskan bahwa apapun yang tidak kita pahami merupakan atribut tuhan. Karena pengetahuan kita terhadap dunia telah berkembang, kekuatan tuhan pun berkurang secara bersamaan.


3. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Kabar Angin Semata

Semua orang suka mendengarkan cerita. Mungkin itulah mengapa orang mempercayai kabar angin. Anggaplah ada seratus orang yang telah melihat sebuah peristiwa tertentu dan ketika setiap orang menceritakannya kembali kepada yang lain, ia akan menghubungkannya dengan cara yang berbeda dengan menambahkan lebih banyak hal lainnya dan membesar-besarkan hal yang kecilnya. Ia akan menambahkan "garam dan bumbu" untuk membuat ceritanya lebih seru dan menarik dan untuk memperindahnya. Umumnya setiap orang akan menceritakan suatu kisah seolah-olah dialah satu-satunya yang dapat menceritakan kepada orang lain apa yang benar-benar terjadi. Inilah sifat sesungguhnya dari cerita yang dibuat dan disebarkan oleh orang. Ketika Anda membaca beberapa kisah dalam agama apapun, cobalah untuk ingat bahwa kebanyakan dari interpretasinya adalah hanya untuk menghias peristiwa kecil untuk menarik perhatian orang. Jika tidak demikian, maka tidak akan ada apapun bagi mereka untuk diceritakan kepada orang lain dan tak seorang pun akan menaruh perhatian pada kisah itu.

Di sisi lain cerita dapat sangat bermanfaat. Cerita merupakan cara yang menarik untuk menyampaikan pelajaran moral. Literatur Buddhis merupakan gudang yang besar dari beragam kisah cerita. Tetapi itu hanyalah cerita. Kita harus tidak mempercayainya seperti seolah-olah cerita itu adalah kebenaran mutlak. Kita seharusnya tidak seperti anak kecil yang percaya bahwa seekor serigala dapat menelan hidup-hidup seorang nenek dan berbicara kepada manusia! Orang dapat berbicara mengenai berbagai macam keajaiban, tuhan-tuhan/dewa, dewi, bidadari-bidadari dan kekuatan mereka berdasarkan pada kepercayaan mereka. Kebanyakan orang cenderung untuk menerima dengan segera hal-hal tersebut tanpa penyelidikan apapun, tetapi menurut Sang Buddha, kita seharusnya tidak mempercayai dengan segera apapun karena mereka yang menceritakannya kepada kita akan hal itu pun terpedaya olehnya. Kebanyakan orang di dunia ini masih berada dalam kegelapan dan kemampuan mereka untuk memahami kebenaran sangatlah miskin. Hanya beberapa orang yang memhami segala sesuatu secara sewajarnya. Bagaimana mungkin seorang buta menuntun seorang buta lainnya? Kemudian ada perkataan lain, Jack si mata satu dapat menjadi raja dikerajaan orang buta. Beberapa orang mungkin hanya mengetahui sebagian dari kebenaran. Kita perlu berhati-hati dalam menjelaskan kebenaran mutlak ini kepada mereka.


4. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Otoritas Teks-Teks Keagamaan Semata

Selanjutnya Sang Buddha memperingati kita untuk tidak mempercayai apapun berdasarkan pada otoritas teks-teks keagamaan ataupun kitab-kitab suci. Beberapa orang selalu mengatakan bahwa semua pesan-pesan yang terdapat dalam kitab-kitab suci mereka disampaikan secara langsung oleh tuhan mereka. Sekarang ini, mereka mencoba untuk memperkenalkan buku-buku tersebut sebagai pesan dari surga. Hal ini sukar untuk dipercaya bahwa mereka menerima pesan ini dari surga dan mencatatnya dalam kitab suci mereka hanya pada beberapa ribu tahun yang lampau. Mengapa wahyu ini tidak diberikan lebih awal? (Menimbang bawa planet bumi ini berusia empat setengah miliar tahun). Mengapa wahyu tersebut dibuat hanya untuk menyenangkan beberapa orang tertentu saja? Tentunya akan jauh lebih efektif jika mengumpulkan semua orang dalam suatu tempat dan menyatakan kebenaran kepada banyak orang daripada bergantung pada satu orang untuk melakukan pekerjaan itu. Bukankah tetap lebih baik jika tuhan-tuhan mereka menampakkan diri pada hari-hari penting tertentu dalam setahun untuk membuktikan keberadaan dirinya secara berkala? Dengan cara demikian tentunya mereka tidak akan memiliki kesulitan sama sekali untuk mengubah seluruh dunia!

Umat Buddha tidak berusaha untuk memperkenalkan ajaran Sang Buddha sebagai pesan surgawi, dan mereka mengajarkan tanpa menggunakan kekuatan mistik apapun. Menurut Sang Buddha, kita tidak seharusnya menerima ajaranNya seperti yang tercatat dalam kitab suci Buddhis secara membuta dan tanpa pemahaman yang benar. Ini merupakan kebebasan yang luar biasa yang Sang Buddha berikan kepada kita. Meskipun Beliau tidak pernah mengklaim bahwa umat Buddha adalah orang-orang pilihan tuhan, Beliau memberikan penghargaan jauh lebih besar kepada kecerdasan manusia dibanding dengan yang pernah dilakukan oleh agama manapun.

Cara yang terbaik bagi seseorang yang berasional untuk mengikuti adalah mempertimbangkan secara hati-hati sebelum ia menerima atau menolak segala sesuatu. Mempelajari, berpikir, menyelidiki sampai Anda menyadari apa yang ada sebenarnya. Jika Anda menerimanya hanya berdasarkan pada perintah atau kitab-kitab suci, Anda tidak akan menyadari kebenaran bagi diri Anda sendiri.


5. Janganlah Bergantung Pada Logika dan Argumentasi Pribadi Saja

"Janganlah bergantung pada logika dan argumentasi pribadi saja" merupakan nasihat lain dari Sang Buddha. Janganlah berpikir bahwa penalaran Anda adalah hal yang mutlak. Kalau tidak demikian, Anda akan berbangga diri dan tidak mendengarkan orang lain yang lebih mengetahui dibandingkan dengan diri Anda. Biasanya kita menasihatkan orang lain untuk menggunakan penalaran. Benar, dengan menggunakan daya pikiran dan akal yang terbatas, manusia berbeda dengan hewan dalam hal menggunakan pikirannya. Bahkan seorang anak kecil dan orang yang tidak berpendidikan pun menggunakan penalaran sesuai dengan usia, kedewasaan, pendidikan, dan pemahaman. Tetapi penalaran ini berbeda berdasarkan pada kedewasaan, pengetahuan, dan pengalaman. Sekali lagi, penalaran ini merupakan subjek dari perubahan, dari waktu ke waktu. Identitas seseorang atau pengenalan akan konsep-konsep juga berubah dari waktu ke waktu. Dalam penalaran seperti itu tidak ada analisa terakhir atau kebenaran mutlak. Karena kita tidak memiliki pilihan lain, kita harus menggunakan penalaran terbatas kita secara keras sampai kita mendapatkan pemahaman yang sebenarnya. Tujuan kita seharusnya adalah mengembangkan pikiran kita secara berkesinambungan dengan bersiap diri untuk belajar dari orang lain tanpa menjadi masuk ke dalam kepercayaan membuta. Dengan membuka diri kita pada cara berpikir yang berbeda, dengan membiarkan kepercayaan kita tertantang/teruji, dengan selalu tetap membuka pikiran, kita mengembangkan pemahaman kita atas diri kita sendiri dan dunia di sekeliling kita. Sang Buddha mengunjungi setiap guru yang dapat Beliau temukan sebelum Beliau mencapai Pencerahan terakhir. Meskipun kemudian Beliau tidak menerima apapun yang mereka ajarkan. Justru, Beliau menggunakan penalaranNya untuk memahami Kebenaran. Dan ketika Beliau mencapai Penerangan Agung, Beliau tidak pernah marah atau mengancam siapapun yang tidak setuju dengan ajaranNya.

Sekarang marilah kita mempertimbangkan argumen dan logika. Kapanpun kita berpikir bahwa suatu hal tertentu dapat kita terima, kita mengatakan hal itu adalah logika. Sebenarnya, seni logika merupakan alat yang bermanfaat bagi sebuah argumen. Logika dapat diekploitasi oleh para orator (ahli pidato) berbakat yang menggunakan kepandaian dan kecerdikan. Seseorang yang mengetahui cara berbicara dapat menjatuhkan kebenaran dan keadilan serta mengalahkan orang lain. Seperti para pengacara berargumen di pengadilan. Kelompok-kelompok agama yang berbeda berargumen untuk membuktikan bahwa agama mereka lebih baik dari agama-agama yang lainnya. Argumen-argumen mereka berdasarkan pada bakat dan kemampuan mereka untuk menyampaikan pandangan-pandangan mereka tetapi sebenarnya mereka tidak tertarik kepada kebenaran. Inilah sifat dasar dari argumen. Untuk mencapai kebenaran, Sang Buddha menasihatkan kita untuk tidak terpengaruh oleh argumen atau logika tetapi menasihatkan kita untuk menggunakan penyelidikan yang tidak bias. Ketika orang-orang mulai berargumen, secara alami emosi mereka juga muncul dan hasilnya adalah argumen yang memanas. Kemudian, egoisme manusia menambah lebih banyak lagi api dalam perang kata-kata ini. Pada akhirnya, menciptakan permusuhan karena tak ada seorang pun yang mau menyerah. Oleh karena itu, seseorang seharusnya tidak memperkenalkan kebenaran agama melalui argumen. Ini merupakan nasihat penting lainnya dari Sang Buddha.


6. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Pengaruh Pribadi Seseorang Semata

Kemudian nasihat selanjutnya adalah janganlah menerima apapun sebagai kebenaran mutlak berdasarkan pada pengaruh pribadi seseorang. Hal ini mengacu pada kepercayaan yang dilihat sebagai kebenaran melalui imajinasi pribadi seseorang. Meskipun kita memiliki keraguan dalam pikiran kita, kita menerima hal-hal tertentu sebagai kebenaran setelah penyelidikan yang terbatas. Semenjak pikiran kita terpedaya oleh banyaknya keinginan dan perasaan-perasaan emosional, sikap batin ini menciptakan banyak ilusi. Dan kita juga sebenarnya memiliki kebodohan batin. Semua orang menderita yang diakibatkan dari kebodohan batin dan ilusi. Kekotoran batin menyelimuti pikiran yang kemudian menjadi bias dan tidak dapat membedakan antara kebenaran dan ilusi. Sebagai hasilnya, kita menjadi percaya bahwa hanya kepercayaan kitalah yang benar. Nasihat Sang Buddha adalah untuk tidak mengambil sebuah kesimpulan dengan segera dengan menggunakan perasaan emosional kita tetapi untuk mendapatkan lebih banyak lagi informasi dan penyelidikan sebelum kita mengambil kesimpulan terhadap sesuatu. Ini berarti kita harus bersedia mendengarkan terlebih dulu apa yang orang lain katakan. Mungkin mereka dapat menjernihkan keragu-raguan kita dan membantu kita untuk mengenali kesalahan atas apa yang kita percayai sebagai kebenaran. Sebagai contoh untuk hal ini adalah suatu masa ketika orang-orang pernah mengatakan bahwa matahari mengelilingi bumi dimana bumi berbentuk datar seperti layaknya uang logam. Hal ini berdasarkan pada keterbatasannya pengetahuan mereka, tetapi mereka bersiap untuk membakar hidup-hidup siapapun yang berani mengemukakan pandangan yang lain. Terima kasih kepada Guru Tercerahkan kita, Buddhisme dalam sejarahnya tidak memiliki catatan gelap dimana orang tidak diperkenankan untuk menentang apapun yang tidak masuk akal seperti itu. Inilah mengapa begitu banyak aliran Buddhisme saling bertautan secara damai tanpa mengecam satu sama yang lain. Berdasarkan pada petunjuk-petunjuk yang jelas dari Sang Buddha, umat Buddha menghormati hak-hak orang lain untuk memegang pandangan yang berbeda.


7. Janganlah Menerima Apapun Yang Kelihatannya Benar

Nasihat selanjutnya adalah janganlah menerima apapun yang kelihatannya benar. Ketika Anda melihat segala hal dan mendengarkan beberapa tafsiran yang diberikan oleh orang lain, Anda hanyalah menerima penampilan luar dari obyek-obyek tersebut tanpa menggunakan pengetahuan anda secara mendalam. Kadangkala konsep atau identitas yang Anda ciptakan mengenai suatu obyek adalah jauh dari kebenaran hakikinya.

Cobalah untuk melihat segala sesuatu dalam sudut pandang yang sebagaimana mestinya. Buddhisme dikenal sebagai Ajaran Analisis (Doktrin of Analysis). Hanya dengan melalui analisa kita dapat memahami apa yang sebenarnya terdapat pada sebuah obyek dan apakah jenis dari elemen-lemen dan energi-energi yang berkerja dan bagaimanakah hal-hal itu bisa ada, mengapa mengalami kelapukan dan menghilang. Jika Anda menelaah sifat alami dari hal-hal ini, Anda akan menyadari bahwa segala sesuatu yang ada adalah tidak kekal dan kemelekatan terhadap obyek-obyek tersebut dapat menimbulkan kekecewaan. Juga, Anda akan menyadari bahwa tidak ada hal penting dalam pertengkaran mengenai ide-ide ketika dalam analisa terakhir, ketika melihat hal-hal tersebut dalam sudut pandang yang sebebarnya, ternyata hal-hal tersebut hanyalah ilusi belaka. Umat Buddha tidaklah terjebak dalam hal-hal kontoversial mengenai kapan dunia akan berakhir karena mereka melihat bahwa secara pasti segala sesuatu yang terdiri dari perpaduan akan mengalami kehancuran. Dunia akan berakir. Tidak ada keraguan akan hal itu. Kita berakhir setiap waktu kita menarik napas masuk dan keluar. Akhir dunia (yang disampaikan oleh Sang Buddha) hanya semata-mata peristiwa dramatis dari sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan ilmu astronomi modern mengatakan pada kita bahwa dunia bergejolak setiap saat. "Mereka yang tidak mengkhawatikan masa lalu, mereka yang tidak mengkhawatirkan masa depan, maka mereka hidup dalam ketenangan" (Sang Buddha). Ketika kita mengetahui kebenaran ini, maka akhir dunia tidak lagi menjadi hal yang begitu menakutkan dan tidaklah pantas untuk dikhawatirkan.


8. Janganlah Bergantung Pada Pengalaman Spekulasi Pribadi Seseorang.

Sang Buddha kemudian memperingati para pengikutnya untuk tidak bergantung pada pengalaman spekulasi pribadi seseorang. Setelah mendengarkan atau membaca beberapa teori tertentu, orang dengan mudah tiba pada kesimpulan tertentu dan memelihara kepercayaan ini. Mereka menolak dengan sangat keras untuk mengubah pandangan mereka karena pikiran mereka telah terbentuk atau karena sewaktu beralih pada kepercayaan tertentu, mereka telah diperingatkan bahwa mereka akan dibakar di dalam neraka jika mereka mengubah pendiriannya. Dalam kebodohan dan rasa takut, orang-orang malang ini hidup dalam surga kebodohan, mereka berpikir bahwa kesalahan-kesalahan mereka secara ajaib akan diampuni. Nasihat Sang Buddha adalah untuk tidak membuat kesimpulan gegabah apapun untuk memutuskan apakah sesuatu itu benar atau sebaliknya. Manusia dapat menemukan berbagai macam hal di dunia ini tetapi hal yang paling sukar bagi mereka untuk dilihat adalah kebenaran atau realita dari segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan. Kita seharusnya tidak bergantung pada desas-desus spekulasi untuk memahami kebenaran. Kita boleh menerima beberapa hal tertentu sebagai dasar yang digunakan untuk memulai sebuah penyelidikan yang akhirnya akan memberikan kepuasan pada pikiran. Keputusan yang kita ambil dengan cara spekulasi dapat dibandingkan dengan keputusan yang dibuat oleh sekelompok orang buta yang menyentuh bagian berbeda dari tubuh seekor gajah. Setiap orang buta tersebut memiliki keputusan sendiri mengenai apa yang ia pikirkan tentang bentuk dari gajah tersebut. Bagi masing-masing orang buta tersebut, apa yang ia katakan adalah benar. Meskipun mereka yang dapat melihat hal-hal tersebut tahu bahwa semua orang buta tersebut salah, dalam pikiran orang-orang buta tersebut mereka berpikir bahwa merekalah yang benar. Juga janganlah seperti katak dalam tempurung kelapa yang berpikir bahwa tidak ada dunia lain di luar apa yang dapat ia lihat.

Kita terbutakan oleh kekotoran batin kita. Inilah mengapa kita tidak dapat memahami kebenaran. Inilah mengapa orang lain dapat menyesatkan dan mempengaruhi kita dengan sangat mudah. Kita selalu mudah mengganti kepercayaan yang telah kita terima sebagai kebenaran karena kita tidak memiliki pemahaman yang mendalam. Orang-orang mengubah lebel agama mereka dari waktu ke waktu karena mereka mudah terpengaruh oleh emosi manusia. Ketika kita sudah menyadari kebenaran tertinggi, kita tidak perlu lagi mengubahnya dalam keadaan apapun karena dalam kebenaran terakhir tidak ada hal yang diubah, ia adalah Mutlak.


9. Janganlah Dengan Mudah Mengubah Pandangan Kita Karena Kita Terkesan Oleh Kemampuan Mengesankan Seseorang

Kita seharusnya tidak mengubah pandangan-pandangan kita dengan mudah karena kita terkesan oleh kemampuan mengesankan seseorang merupakan nasihat selanjutnya Sang Buddha yang diberikan kepada orang-orang muda yang disebut dengan suku Kalama. Seberapa orang memiliki kemampuan yang mengesankan Anda dengan perilaku dan kemampuan nyata untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebagai contoh, akankah Anda mempercayai secara membuta seorang gadis yang ada di iklan televisi yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda juga dapat menjadi cantik secantik dirinya, memiliki gigi seindah giginya, jika Anda menggunakan pasta gigi merek tertentu? Tentu tidak.Anda tidak akan menerima apa yang ia katakan tanpa memeriksa secara hati-hati kebenaran akan pernyataanya. Ini juga sama dengan para pembicara fasih yang mengetuk pintu Anda untuk menceritakan cerita yang mempesona tentang "kebenaran" mereka. Mereka mungkin berbicara mengenai beragam guru-guru agama, guru-guru, dan ahli-ahli meditasi. Mereka juga akan menikmati memberi pernyataan yang dilebih-lebihkan untuk membuktikan kekuatan dari guru-guru mereka untuk mempengaruhi pikiran Anda. Jika Anda secara membuta menerima perkataan-perkataan mereka sebagai Kebenaran, Anda akan memelihara pandangan yang goyah dan dangkal karena Anda tidak sepenuhnya yakin. Anda dapat mengikuti mereka dengan iman untuk beberapa saat, tetapi suatu hari Anda akan merasa kecewa, karena Anda tidak menerimanya melalui pemahaman dan pengalaman Anda. Dan segera setelah guru mengesankan lainnya datang, Anda akan meninggalkan yang pertama.

Telaahlah nasihat yang diberikan oleh Sang Buddha. Pikirkan bagaimana beralasannya, masuk akalnya, dan ilmiahnya cara pengajaranNya. "Janganlah mendengarkan orang lain dengan kepercayaan membuta. Dengarkanlah mereka dengan segala pengertiannya, tetapi tetaplah penuh perhatian dan dengarlah dengan pikiran terbuka. Anda tidak seharusnya menyerahkan pendidikan dan kecerdasan Anda kepada orang lain ketika Anda sedang mendengarkan mereka. Mereka mungkin mencoba untuk membangkitkan emosi Anda dan mempengaruhi pikiran Anda sesuai dengan kebutuhan duniawi Anda untuk memuaskan keinginan Anda. Tetapi tujuan mereka mungkin bukan berkepentingan untuk menyatakan kebenaran."


10. Janganlah Menerima Apapun Atas Pertimbangan Bahwa "inilah Guru Kami" (merujuk Sang Buddha sendiri)

Janganlah menerima apapun atas pertimbangan bahwa "Inilah guru kami", merupakan nasihat terakhir Sang Buddha dalam konteks ini. Pernahkah Anda mendengar guru agama lain manapun yang mengutarakan kata-kata seperti ini? Yang lainnya semua mengatakan, "Sayalah satu-satunya guru terhebat, Saya adalah Tuhan. Ikutilah aku, sembahlah aku, berdoalah padaku, jika tidak kau tidak akan memiliki keselamatan." Mereka juga mengatakan, "Janganlah kau menyembah tuhan lain atau guru lain." Berpikirlah untuk sejenak untuk memahami sikap Sang Buddha. Sang Buddha mengatakan, "Kau seharusnya tidak bergantung secara membuta kepada gurumu. Ia mungkin saja adalah penemu sebuah agama atau guru yang terkenal, tetapi meskipun demikian kau tidak seharusnya mengembangkan kemelekatanmu terhadapnya sekali pun."

Beginilah caranya Sang Buddha memberikan penghargaan yang semestinya kepada kecerdasan seseorang dan memperkenankan manusia menggunakan kehendak bebasnya tanpa bergantung pada orang lain. Sang Buddha mengatakan, "Kau bisa menjadi tuan atas dirimu sendiri." Sang Buddha tidak pernah mengatakan kepada kita bahwa Beliau-lah satu-satunya Guru Yang Tercerahkan dimana para pengikutnya tidak diperkenankan untuk memuja tuhan/dewa dan guru agama lain. Beliau juga tidak menjanjikan para pengikutnya bahwa mereka dapat dengan mudah pergi ke surga atau mencapai Nibbana jika mereka memujaNya secara membuta. Jika kita mempraktikkan agama begitu saja dengan bergantung kepada seorang guru, kita tidak akan pernah menyadari kebenaran. Tanpa menyadari kebenaran mengenai agama yang kita praktikkan kita dapat menjadi korban dari kepercayaan yang membuta dan memenjarakan kebebasan berpikir kita dan akhirnya menjadi budak bagi seorang guru tertentu dan mendiskriminasikan guru yang lain.

Kita harus menyadari bahwa kita harus tidak bergantung pada orang lain dalam penyelamatan diri kita. Tetapi kita dapat menghormati guru agama manapun yang sungguh dan pantas untuk dihormati. Para guru agama dapat mengatakan kepada kita bagaimana untuk meraih keselamatan kita, tetapi seseorang tidak dapat menyelamatkan orang lain. Penyelamatan ini bukan seperti menyelamatkan sebuah kehidupan ketika dalam bahaya. Ini adalah pembebasan terakhir dari kekotoran batin dan penderitaan duniawi. Inilah mengapa kita harus berkerja secara individual (sendiri) untuk meraih pembebasan kita atau kemerdekaan penuh berdasarkan pada nasihat yang diberikan oleh guru-guru agama.

"Tidak ada orang lain yang menyelamatkan kita selain diri kita. Sang Buddha hanyalah menunjukkan jalannya."

Dapatkah Anda pikiran guru agama manapun yang pernah mengatakan hal ini? Inilah kebebasan yang kita miliki dalam Buddhisme.

Inilah sepuluh nasihat yang diberikan oleh Sang Buddha kepada sekelompok pemuda yang disebut suku Kalama yang datang menemui Sang Buddha untuk mengetahui bagaimana menerima suatu agama dan bagaimana untuk memutuskan mana agama yang benar.

Nasihat Beliau adalah: "Janganlah mementingkan diri sendiri dan janganlah menjadi budak bagi yang lain; Janganlah melakukan apapun hanya untuk kepentingan pribadi tetapi pertimbangkan untuk kepentingan pihak lain." Beliau mengatakan kepada suku Kalama agar mereka dapat memahami hal ini berdasarkan pada pengalaman pribadi mereka. Beliau juga mengatakan bahwa di antara beragam praktik dan kepercayaan, ada hal-hal tertentu yang baik bagi seseorang tetapi tidak baik bagi yang lain. Dan sebaliknya, ada hal-hal tertentu yang baik bagi orang lain tetapi tidak baik bagi seseorang. Sebelum Anda melakukan apapun, Anda harus mempertimbangkan baik manfaat maupun ketidakmanfaatan yang akan bertambah pada diri Anda. Inilah garis pedoman untuk pertimbangan sebelum Anda menerima suatu agama. Oleh karena itu, Sang Buddha telah memberikan kebebasan secara penuh kepada kita untuk memilih suatu agama berdasarkan pada pendirian diri sendiri.

Buddhisme merupakan suatu agama yang mengajarkan seseorang untuk memahami bahwa manusia bukanlah untuk agama tetapi agama itulah yang untuk manusia gunakan. Agama dapat diibaratkan sebagai rakit yang digunakan manusia untuk menyeberangi sungai. Ketika orang itu sampai di pinggiran sungai, ia dapat meninggalkannya dan melanjutkan perjalanannya. Seseorang seharusnya menggunakan agama untuk perbaikan dirinya dan untuk mengalami kebebasan, kedamaian, dan kebahagiaan. Buddhisme merupakan suatu agama yang dapat kita gunakan untuk hidup penih kedamaian dan membiarkan yang lain untuk juga hidup penuh kedamaian. Saat mempraktikkan agama ini kita diperkenankan untuk menghormati agama lain. Jika sukar untuk menghormati sikap dan perilaku agama lain maka setidaknya kita perlu bertoleransi tanpa mengganggu atau mengecam agama lain. Sangatlah sedikit agama lain yang mengajarkan para pengikutnya untuk mengadopsi sikap bertoleransi ini.
File Under:

dari cewek cantik

diambil dari posting Usnisha...

Surat dari cewek cantik yang ingin mendapatkan pria kaya yang dimuat di
suatu majalah. Suratnya ditanggapi oleh seorang pria kaya dengan serius.
Bagus kata-katanya dan jangan lupa lihat nama pria yang membalas
suratnya.
Seorang gadis muda dan cantik, mengirimkan surat ke sebuah majalah
terkenal, dengan judul:

"Apa yang harus saya lakukan untuk dapat menikah dengan pria kaya?"

Saya akan jujur, tentang apa yang akan coba saya katakan di sini. tahun
ini saya berumur 25 tahun.
saya sangat cantik, mempunyai selera yang bagus akan fashion. saya ingin
menikahi seorang pria dengan penghasilan minimal $500ribu/tahun. anda
mungkin berpikir saya matre, tapi penghasilan $1juta/tahun hanya
dianggap sebagai kelas menengah di New York . persyaratan saya tidak
tinggi. apakah ada di forum ini mempunyai penghasilan $500ribu/tahun?
apa kalian semua sudah menikah? yang saya ingin tanyakan: apa yang harus
saya lakukan untuk menikahi orang kaya seperti anda? yang terkaya pernah
berkencan dengan saya hanya $250rb/tahun. bila seseorang ingin pindah ke
area pemukiman elit di City Garden New York , penghasilan $ 250rb/tahun
tidaklah cukup.
dengan kerendahan hati, saya ingin menanyakan:
dimana para lajang2 kaya hang out?
kisaran umur berapa yang harus saya cari?
kenapa kebanyakan istri dari orang2 kaya hanya berpenampilan standar?
saya pernah bertemu dengan beberapa wanita yang memiliki penampilan
tidak menarik, tapi mereka bisa menikahi pria kaya?
bagaimana, anda memutuskan, siapa yang bisa menjadi istrimu, dan siapa
yang hanya bisa menjadi pacar?

ttd.
Si Cantik
------------ --------- --



Inilah balasan dari seorang pria yang bekerja di Finansial Wall Street :

saya telah membaca surat mu dengan semangat. saya rasa banyak gadis2 di
luar sana yang mempunyai pertanyaan yang sama. ijinkan saya untuk
menganalisa situasi mu sebagai seorang profesional.
pendapatan tahunan saya lebih dari $500rb, sesuai syaratmu, jadi saya
harap semuanya tidak berpikir saya main2 di sini. dari sisi seorang
bisnis, merupakan keputusan salah untuk menikahimu. jawabannya mudah
saja, saya coba jelaskan, coba tempatkan "kecantikan" dan "uang"
bersisian, dimana anda mencoba menukar kecantikan dengan uang: pihak A
menyediakan kecantikan, dan pihak B membayar untuk itu, hal yg masuk
akal. tapi ada masalah disini, kecantikan anda akan menghilang, tapi
uang saya tidak akan hilang tanpa ada alasan yang bagus. faktanya,
pendapatan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tapi anda
tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. Karena itu, dari sudut
pandang ekonomi, saya adalah aset yang akan meningkat, dan anda adalah
aset yang akan menyusut. bukan hanya penyusutan normal, tapi penyusutan
eksponensial.

jika hanya (kecantikan) itu aset anda, nilai anda akan sangat
mengkhawatirkan 10 tahun mendatang. dari aturan yg kita gunakan di Wall
Street, setiap pertukaran memiliki posisi, kencan dengan anda juga
merupakan posisi tukar. jika nilai tukar turun, kita akan menjualnya dan
adalah ide buruk untuk menyimpan dalam jangka lama, seperti pernikahan
yang anda inginkan. mungkin terdengar kasar, tapi untuk membuat
keputusan bijaksana, setiap aset dengan nilai depresiasi besar akan di
jual atau "disewakan." siapa saja dengan penghasilan tahunan $500rb,
bukan orang bodoh, kami hanya berkencan dengan anda, tapi tidak akan
menikahi anda.
Saya akan menyarankan agar anda lupakan saja untuk mencari cara menikahi
orang kaya. lebih baik anda menjadikan diri anda orang kaya dengan
pendapatan $500rb/tahun. ini kesempatan lebih bagus daripada mencari
orang kaya bodoh. mudah2an balasan ini dapat membantu. jika anda
tertarik untuk servis "sewa pinjam," hubungi saya.

ttd,
J.P. Morgan _,_._,
File Under: