Perjalanan menjadi Maitreya's

sepenggal waktu yang membentag antara takdir, kenyataan, angan dan pilihan...


Dulu sebagimana umumnya anak2 disekitar... saya seorang sekuler (gak terterik sama agama), walau ortu budisme "kelenteng-an"... konon kabarnya waktu mau lahirpun nenek gue (tgl 14 imlek) pergi mohon ke dewa di kelenteng untuk minta supaya saya cepat ter-lahir... then aneh bin ajaib besoknya udah keluar deh... he he he... (katanya antara anak2 Bunda, saya lahir paling genteng / gak sakit)

SD sekolah ikut Kat***k, sempat ikut katekumen hampir di baptizzzz lagi he he...
SMP dikeluarkan dari sekolah karena kasus pencurian he he... (hiasan sepeda) tapi sekarang udah gak curi yang begitu lagi, cuman berani curi2 pandang ama yg "puti + cantik" he he he (udah mengamalkan pancasila buddhis)
pindah ke sekolah butut (katanya urutan no2 dari belakang) jadi... di sini saya yang cukup pintar antara orng-orang buangan... T_T sedih... kalo ingat teman2 di sekolah ini... masa depan suram, teman2 bilang kalo gak naik kelas gak mau sekolah lagi... ada yg kelas 2 smp udah dinikahkan keluar negeri... dan lain2

tapi disinilah saya bertemu teman2 yang akhirnya memperkenalkan saya dengan ajaran buddha (maitreya) saat itu agama buddha tidak gampang ditemukan. semula saya sempat ikut melihat2 dan menolak untuk "Qiu Dao" (semacam penbabtisan dalam agama nasrani, tapi medianya api dan roh kudus) ketika di tawarkan.
sampai suatu saat di RCTI di putar film "Little Buddha"... tidak tahu kenapa air mata mengalir.... menyaksikan cuplikan sang Buddha mencapai pencerahan agungnya...
setelah hari itu, saya yang minta ke teman untuk ajak saya "Qiu Dao"... pertama merasa heran dan aneh, koq tidak seperti apa yang saya bayangkan tentang agama Buddha... (dalam benak ku meditasi, baca parita dan lain-lain) ada sedikit perasaan tertipu dan kecewa...

sebagai gantinya saya banyak pinjam buku buddhis yang kebetulan ada di perpustakaan Vihara... ada tentang 31 alam kehidupan, meditasi dan objek perenungan... ini dhrama pertama yg saya baca... plus ajaran dari daoisme dan kong hu zu... seiring berlalunya waktu, saya mulai memahami buddhisme maitreya, karakteristiknya, dan mengenal maitreya. beruntung saya sebagai yang hobbi membaca (hanya untuk karegori cerita dharma) tidak pernah kekurangan bahan... intisari setiap dhrama yg saya baca atau dengar biasanya akan saya ingat dengan sangat bagus... (walau tidak mendetail)

dalam buddisme maitreya sendiri sebenarnya ada yang mirip-mirip teknik meditasi... (hal ini saya sadari setelah saya lulus kuliah dan belajar ajaran teravada) karena dulu tidak begitu pay attention pada topik jhana yang pernah saya baca... serta kurangnya informasi... saya tidak tahu rupanya sudah pernah masuk jhana... bahkan pernah suatu ketika sewaktu melakukan (yang mirip meditasi) itu saya merasa segalanya hampa hanya tertinggal buddha rupang Maitreya di depan... yg manakah aku? yang duduk disana atau yang disini? sepertinya saya melebur dalam ruang dan waktu... saya menjadi takut (karena tidak tahu apa yg terjadi) tapi senang dengan apa yang ada di batin... takutnya kalo di ceritakan saya dianggap gila dan sesat karena topik-topik dharma yang diuraikan ada banyak yang menyangkut maitreya palsu dan ajaran sesat....

disana tidak diajarkan pengolahan batin, jhana dan yang semacam itu... cuman di suruh serig-sering melakukan (yg mirip meditasi) itu... mungkin ajhan chah benar jhana tidak mutlak perlu dalam mencapai pemurnian... oleh karena itu para pendahulu di Maitreya tidak pernah membahas hal berkenaan dengan ini... hanya diminta jaga pikiran seperti orang yg berjalan diatas es tipis... tapi dari pengalaman teman2 juga diketahui banyak yang masuk jhana tapi gak ngerti apa itu jhana... he he he (beruntung saya punya akses informasi dari buddhisme teravada)

saya belajar banyak hal, banyak aliran, dari mahayana, teravada, nichiren bahkan nabi ajaran lain "Y****" dan "M******" juga merupakan tokoh yang menggagumkan bagi saya, tentunya selain Sang Buddha (yang sempurna menurut saya) dan yang akan datang Sang Pengasih Maitreya...

sekarang mencoba untuk tidak terikat dan memandang segalanya seperti gambar pemandangan saja...
ada langit biru, awan putih, samudra luas, rumput hijau, dan lain-lain... semua satu... tidak berbeda dalam jalan... sebuah keutuhan dalam perbedaan


memahami ”sesungguhnya aku, jalan dan tujuan adalah satu”.... (puits banget he he)
ini baru dalam pemahaman kulit luar...
masih belajar untuk menginsafi lebih mendalam...
File Under:

0 komentar: