清明掃墓... sembahyang kubur (tionghua indonesia)

bursuatu hari ketika sedang asik ngoblor dengan seorang teman lama. kita sempat menyinggung salah seorang teman yang memulai bisnis baru. kata temanku (yang diajak ngobrol) "si amat teman kite dulu sekarang udah kaye, die buke "money changer"-loh... ". wah gue kira keren banget tuh pak amat... rupanya yang dimaksud adalah jual kertas sembahyang (keperluan ritual yang berhubungan dengan dunia antah beranta/ dunia gaib...) ha ha busyet... money changer??? ha ha ha... benar juga nukat duit untuk orang yang udah ko-it (mati)...

lebih canggih lagi sekarang ada keluar inovasi terbaru barang-barang "keperluan gituan" katanya gak mau kalah ama nokia "inovasi tiada henti"... mereka menerbitkan Ha-Pe +pulsa, rumah, arloji, bahkan bir, televisi dan lain-lain (tentunya yang terbuat dari kertas) pokoknya semua yang ada di dunia materi, mereka gak mau ketinggalan jaman mau kirim tuh barang ke dunia laen... wa pikir kalo sempat benar terjadi si almarhum tiba-tiba nelpon dari alam sono loe bakal pingsan tuh!!! he he bahkan di beritakan di RRT/RRC sana (kalo gak salah Hong Kong) banyak yang mempersembahkan "viagra" untuk almarhum supaya di sana tetap jrengg ho ho... (anak kecil yang gak tau dilarang komentar)

sebenarnya praktek sembahyang kubur gini sudah sangat menyimpang dari makna sejati yang terkandung dalam tradisi... menjadi hanya sekedar tahyul. kepercayaan yang membuta. menyimpang dan jika tidak diluruskan akan berbahaya.

sejatinya orang bijak jaman dulu menggariskan tradisi sembahyang kubur ini dengan beberapa alasan:
  • sebagai wujud bakti bagi almarhum yang telah mendahului.
seorang anak seharusnya berbakti pada orangtua tidak peduli orangtua masih hidup atau sudah meninggal. tradisi qing ming (sembahyang kubur) adalah wujud bakti bagi orang tua yang telah mendahului kita. bahkan jaman dulu konghucu menggariskan 3 tahun waktu berkabung seorang anak yang berbakti. seorang anak tidak boleh "memotong" baik itu kuku, rambut, ataupun jenggot +kumis. hidup sangat bersahaja, sandang pangan seadanya sebagai perwujudan kesedihan yang mendalam akibat ditinggal orangtua (ini dapat dipahami karena sang nabi konghucu memiliki seorang ibu yang sangat dikasihinya dan dengan susah payah membesarkan serta mendidiknya dengan baik, rasa baktinya kepada orant tua tentunya datang dari perasaan yang mendalam ini).
  • sebagai wadah untuk mengumpulkan anak-anak almarhum, menjalin kembali tali sirahturami dan semangat persaudaraan.
kenapa bakar kertas? inilah jawabannya... jika semua anak-anak almarhum berkumpul dan mengahbiskan waktu tanpa melakukan sesuatu akan terasa cagung jadi meminjam materi dengan membakar uang-uangan kertas dengan pelan-pelan... sambil ngobrol supaya akrab...
  • mengenang dan megingat kembali pesan almarhum ketika hidup.
kita mengenag dan mengingat kembali pesan almarhum semasa hidup. sifat-sifatnya karakternya, kebajikan-kebajikannya, (oleh karena itu jadi orang mesti baek-baek kalo gak mau di kenang apanya), pesan-pesannya. inilah kenapa kita selalu menyajikan makanan kesukaan almarhum semasa hidup. padahal sejatinya kita sendiri yang ujung-ujungnya makan he he he... tragisnya jika menyajikan hidangan dari bau amis (yang berasal dari penderitaan dan kematian makhluk lain yang hidupnya di renggut secara paksa) yah dosa ini ditanggung almarhum loh...



memang penjelasan saya agak subjektif namun yah sekali lagi saya juga bukan makhluk sempurna ha ha ha...
silahkan ambil informasi yang bermanfaat dan tinggalkan yang tidak bermanfaat...
File Under:

2 komentar:

On Kamis, November 19, 2009 10:30:00 PM , yohanes mengatakan...

nice point of view :)

saya sering lihat prakteknya di film-film :D

hmm, jadi asal esensi-esensi yang anda sebutkan di atas tetap dipenuhi, boleh ya digantikan dengan cara yang lain sesuai dengan kesepakatan keluarga?

 
On Jumat, November 20, 2009 12:44:00 AM , Heng Rudy 王神應 / 王秋鑫 mengatakan...

seharusnya begitu...
seperti akhir2 ini tradisi menyajikan makanan produk hewani untuk almarhum semakin berkurang... dan digantikan sajian sayur dan buah-buahan

bahkan di beberapa keluarga yang telah pindah ke ajaran kristen tradisi pegang dupa ditinggalkan dan digantikan dengan karangan bunga.