Tak Tergoyahkan oleh Delapan Angin

Seorang pembina, setelah sekian lama melatih diri menemukan bahwa dirinya sudah teguh tak tergoyahkan. Dengan begitu dia menuliskan syair untuk seorang Master Zen sebagai bentuk ungkapan pencapainnya. Terjemahannya kira-kira begini "Terpujilah Sang Buddha membimbing semua makhluk menuju pantai seberang, kini delapan angin tidak menggoyahkan (merunjuk kepada dirinya)batin"
kalo tidak salah...
delapan angin = pujian, hinaan, kemarahan, bahagia, sedih, kecewa, kelancaran dan rintangan.


Master zen yg menerima surat tersebut tersenyum, dan menuliskan satu huruf untuk dikirim kembali kepada pembina itu.

Alangkah terkejutnya sang pembina ketika membuka surat yang tertulis "kentut". Tidak puas dengan jawaban Master Zen tersebut. Beliau pergi menemui sang Master Zen, bermaksud meminta konfirmasi dan penjelasan (mungkin surat yang disampaikan keliru)

Setelah melewati sungai dan sampai di biara sang Master Zen. Sayang sekali sang Guru tidak ada di tempat. Beliau hanya bertemu seorang murid yang sedang membersihkan halaman biara. "Guru menitipkan sepucuk surat untuk Anda..." katanya sembari mengeluarkan sepucuk surat dari balik jubahnya.

tertulis dengan jelas "delapan angin tidak menggoyahkan, sekali kentut melemparkannya ke seberang sungai" he he he...

0 komentar: